Kamis, 12 November 2015

Ini tentang aurat, coba kita renungkan..

Aurat wanita itu ada 2.
Kulit dan lekuk tubuh.
Kalau kulit sudah tertutup dengan pakaian Alhamdulillah. Namun putri adam terkadang lupa akan lekuk tubuhnya yg masih terbentuk indah walau kepala telah terhijabi.
Yah, walau sudah berhijab rapat, kulit tertutup sempurna namun lekuk tubuh masih saja terbentuk menggoda, lantas apa yang disebut menjaga diri dengan hijab?
Hijab itu menutupi keindahan yang dimiliki khusus oleh kaum hawa saja. Bukan justru malah memperindahnya dihadapan lelaki ajnabi (bukan mahram).
Aku yakin setiap wanita meyukai keindahan, begitu juga denganku.
Tapi, tidakkah kau pandang syariat yang mengatur gayamu berpakaian juga begitu indah?
Keindahan yang bagaimana yang kau maksud? Keindahan yang diciptakan para designer/model hijab/artis/majalan fashion?
Atau keindahan yang di ciptakan Rabb-mu?
Pernahkah menanyakan hal ini pada diri:
Mengapa terkadang hati ini lebih senang mengikuti model hijab fashion seperti yang ada di majalah-majalah fashion namun begitu berat mengikuti model hijab yang Allah perintahkan dalam al-Quran surat al-Ahdzab ayat 59 itu?
Coba tanyakan, mengapa lebih senang dengan yang ada dimajalah daripada yang di al-Quran.
Mengapa?
Memang, menuju syar'i itu butuh proses. Aku juga berproses.
Dan kamu harus tahu, ketika berproses itu: ketika sudah tahu ilmunya, pelan-pelan amalkan. Jangan nanti dulu nanti dulu. Jangan takut kata orang kata orang.
Memang, pelan-pelan prosesnya itu sama dengan pelan-pelan juga amalkan ilmu yang sudah diketahui.
kiki emoticon

Pasti ada hikmah

Sebagaimana yang lainnya. Aku juga punya banyak sekali urusan. Mulai dari hal kecil sampai hal besar. Masing-masing memiliki porsinya. Aku sadar aku tidak akan mampu menyelesaikan urusanku sendiri. Aku butuh Allah, lebih dari apapun. Urusanku banyak dan butuh ditolong oleh Allah.
Maka salah satu hal yang menjadi senjataku adalah dengan juga menolong orang lain. Salah satu prinsip hidup yang aku pegang adalah: kalau kamu meringankan beban orang lain maka Allah akan meringankan bebanmu, kalau km mempermudah urusan orang lain maka Allah akan mempermudah urusanmu.
alhamdulillah, efeknya sangat terasa. Terasa Allah mudahkan dari segala urusanku.
Dan semoga Allah mempermudah urusanku yang dua ini, yakni; menuju wisuda dan apa yang terjadi setelah wisuda (hehe)
Tidak ada hal yang lebih aman dan menentramkan hatiku selain aku serahkan semua urusanku kepada Allah.
Dan yang bisa dilakukan sekarang adalah usaha dan doa dan tetap berada di track yang seharusnya sebagaimana agamaku mengaturnya.
Dan aku yakin segala yang terjadi adalah kehendakNya yang penuh hikmah. PilihanNya pastilah yang terbaik..
Semoga Allah permudah urusan kita semua smile emoticon

Tentang switching niat dalam shalat (taghyir niat)

Tentang switching niat dalam shalat (taghyir niat)
Pembahasan ini menarik, karena bagi saya ini ilmu baru. Berada diakhir-akhir kajian kitab Bidayatul Mutafaqqih barusan.
Dibahas saat pembahasan syarat sah shalat ke-sembilan yakni niat, kemudian ustadz menyinggung masalah switching niat yang terjadi di dalam shalat. Berikut rinciannya:
1. Switching niat dari shalat fardhu ke sunnah maka ini hukumnya boleh dengan adanya syarat: masih adanya waktu untuk melakukan shalat fardhunya dan matching jumlah rakaatnya. Contoh: ketika kita sedang melakukan shalat fardhu subuh, kemudian dalam keadaan shalat tersebut kita mengganti niat menjadi shalat sunnah fajar maka hal itu boleh dengan syarat masih ada waktu untuk melaksanakan shalat subuhnya dan dari segi rakaat jumlahnya sama.
2. Switching niat dari shalat fardhu ke fardhu yang lainnya maka ini hukumnya tidak boleh. Contohnya: ketika sedang safar dan ingin meng-qosor shalat dzuhur dengan ashar masing-masing 2 rakaat – 2 rakaat dengan niat melakukan shalat dzuhur terlebih dahulu kemudian ditengah shalat ingin mengganti niat menjadi shalat ashar dahulu, maka ini tidak boleh.
3. Switching niat dari sunnah ke fardhu bagaimana? Dari fardhu ke fardu aja ngga boleh, apalagi dari sunnah ke fardhu
4. Switching niat dari shalat sunnah ke shalat sunnah lainnya bagaimana? Disini ada rinciannya lagi. Shalat sunnah itu ada dua:
- Shalat sunnah mutlaq : shalat sunnah yang tidak tergantung tempat dan waktu tertentu.
- Shalat sunnah muqayyad/mu'ayyan : shalat sunnah yang terkait waktu dan tempat tertentu. contohnya: shalat tahiyatul masjid.
Sekarang kasusnya:
1. Bagaimana switching niat dari shalat sunnah muqayyad ke shalat sunnah mutlaq? Misal: ada seseorang datang ke masjid kemudian melaksanakan shalat qobliyah dzuhur 4 rakaat dengan 1 salam, kemudian saat shalat ia merasa bahwa akan segera iqamah, maka ia mengganti niat shalatnya menjadi hanya shalat mutlaq 2 rakaat maka ini boleh, kata para ulama ini untuk memperingan.
2. Bagaimana switching niat dari shalat sunnah muqayyad ke shalat sunnah muqayyad lainnya? Tidak boleh.
Namun, menjamak niat shalat sunnah muqayyad maka ini boleh asalkan niatnya di luar keadaan shalat. Tidak di dalam keadaan shalat. Jadi, seseorang boleh meniatkan misalnya shalat syuruq dengan shalat dhuha atau meniatkan shalat tahiyatul masjid sekaligus shalat sunnah qabliyah sekaligus shalat sunnah wudhu. Maka menjamak niat ini boleh asal dilakukannya tidak di dalam keadaan shalat.
3. Bagaimana switching niat dari shalat sunnah mutlaq ke muqayyad? Tidak boleh.
jadi intinya:
- nafl muqayyad/muayyan ke nafl muthlaq: boleh
- nafl muqayyad ke nafl muqayyad: ga boleh
- nafl muthlaq ke nafl muqayyad: ga boleh
*nafl = sunnah
Faedah: bedakan jamak niat dengan taghyir niat. Kalau jamak niat, harus sebelum shalat, kalau taghyir niat, bisa dilakukan di dalam shalat di beberapa kasus minor.

Senin, 02 November 2015

Ketika ujian itu menyapaku..



Semoga menjadi penghibur hati..
Ketika diuji oleh kegelisahan dan kesedihan betapa ketenangan hati merupakan suatu nikmat yang jarang kita sadari.
Entah masih berapa banyak nikmat yang telah diberikan Allah Azza wa Jalla yang tidak kita sadari..
فبأي ءا لا ء ربكما تكذبان...
Jangan sampai satu ujian yang sedang menimpa kita membuat kita tidak bersyukur atas nikmat Allah yang lainnya..
Satu nikmat dicabut, mungkin ini cara Allah menegur kita agar kita senantiasa menyukuri nikmat yang jarang kita sadari itu
Tapi lihatlah.. tak terhitung nikmat lainnya yang masih Allah berikan bersamaan dengan ujian yang diberikan..
الحمد لله على كل حال
"Segala puji bagi Allah atas segala keadaan"
ياربي....
أن تجعل القرآن ربيع قلبي، و نور صدري، وجلاءحزني، وذهاب همي
Ya Rabb-ku..
Agar engkau jadikan Al-Quran bersemi di hati ku,
(agar engkau jadikan Al-Quran) cahaya untuk hati ku,
(agar engkau jadikan Al-Quran) pelipur lara ku -yakni sebagai penyembuh kesedihan ku-,
(agar engkau jadikan Al-Quran) pengusir keresahan ku..
Ista'in billah..
Dan mari kita jadikan sabar dan shalat sebagai penolong kita kepada Allah..
ya Rabb hanya kepada-Mu lah kami kembali dan menyerahkan segala urusan.. karena semua urusan kami berada ditangan-Mu..