Kamis, 20 September 2018

Aku Tidak Ikut Bukan Berarti Aku Sombong

Sebenarnya tulisan ini dibuat untuk menghibur hati aja sih, sekaligus untuk menghibur dan pengingat diri. Mengingat bahwa saya memegang sebuah prinsip, yang mana prinsip itu akan mudah sekali goyang jika tidak diingatkan.

Saya hidup di lingkungan yang sangat kental hubungan kekeluargaannya. Saya lahir dari sebuah keluarga besar yang bisa dibilang dipandang, karena kakek saya seorang tokoh masyarakat.

Keluaraga besar saya ini maasyaa Allah, sangat terasa kasih sayang kekeluargaannya. Number one lah, sangat care terhadap saudara-saudara, bagaikan anggota tubuh, jika satu sakit semua ikut sakit. Saling membantu, dll.

Saya sangat bahagia dengan keadaan ini. Saya sangat menyayangi keluarga besar saya, Entahlah apa jadinya saya tanpa mereka.

Begitupula dari sisi keagamaan, keluarga besar saya termasuknya yang taat-taat beragama. Namun, disinilah mulai munculnya perbedaan dengan saya. Keluarga besar saya itu orang-orang NU. Banyak perayaan yang dilakukan semisal; Maulid Nabi, Haul, Tahlilan, Yasinan setiap malam Jum'at dll, membaca Yasin di kubur dll

Berkaitan dengan acara-acara yang diadakan keluarga besar disinilah gesekan dengan hati saya terjadi. Saya tidak pernah mengikuti acara-acara tersebut bukan karena saya sombong, bukan tidak mau berkumpul dengan keluarga bersilaturahmi, bukan wallahi. Tapi kegiatan-kegiatan tersebut bertentangan dengan apa yang saya yakini. Saya takut Allah. Yaa Rabb, bagaimana menjelaskan kepada saudara-saudara saya kalau acara-acara tersebut tidak pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Shallalahu 'alaihi wa sallam.

Setelah saya belajar, saya kaji, saya lihat dalilnya baik dari al-Quran dan Sunnah, saya kajian bermulazamah dengan ustadz-ustadz sunnah, yang saya pahami bahwa acara-acara tersebut adalah tidak pernah dicontohkan Nabi, acara-acara tersebut adalah acara-acara bid'ah.

Bukan karena ikut-ikutan, bukan karena tradisi yang diturunkan oleh nenek moyang. Saya coba cari dalilnya, saya coba kaji dan memang yang saya temukan acara-acara tersebut tidak ada contohnya dari Nabi tidak pernah diajarkan oleh Nabi dan para sahabat.

Dan apakah saudara2 saya yang mengikuti acara-acara tersebut sudah pernah mencari tahu dalilnya dari sumber yang sahih? dari Al-Quran dan Sunnah diatas pemahaman para sahabat Nabi?

Buat apa saya ikuti kalau jelas-jelas perbuatan tersebut tertolak?

Banyak kaum muslimin yang masih meremehkan masalah bid’ah. Hal itu bisa jadi karena minimnya pengetahuan mereka tentang dalil-dalil syar’i. Padahal andaikan mereka mengetahui betapa banyak hadits Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam yang membicarakan dan mencela bid’ah, mereka akan menyadari betapa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sangat sering membahasnya dan sangat mewanti-wanti umat beliau agar tidak terjerumus pada bid’ah. Jadi, lisan yang mencela bid’ah dan mewanti-wanti umat dari bid’ah adalah lisan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sendiri.

Hadits 1
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak” (HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718)

Hadits 2Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR. Muslim no. 1718)

Hadits 3
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap memulai khutbah biasanya beliau mengucapkan,
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan (HR. Muslim no. 867)
Dalam riwayat An Nasa’i,
مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلا مُضِلَّ لَهُ ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلا هَادِيَ لَهُ ، إِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ
“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan yang disesatkan oleh Allah tidak ada yang bisa memberi petunjuk padanya. Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempatnya di neraka (HR. An Nasa’i no. 1578, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan An Nasa’i)

Hadits 4
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, tetap mendengar dan ta’at kepada pemimpin walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak dari Habasyah. Karena barangsiapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku nanti, dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegang pada sunnah-ku dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin yang mereka itu telah diberi petunjuk. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian. Jauhilah dengan perkara (agama) yang diada-adakan karena setiap perkara (agama) yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan (HR. At Tirmidzi no. 2676. ia berkata: “hadits ini hasan shahih”)

Hadits 5
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَ اللهَ حَجَبَ التَّوْبَةَ عَنْ كُلِّ صَاحِبِ بِدْعَةٍ حَتَّى يَدَعْ بِدْعَتَهُ
“Sungguh Allah menghalangi taubat dari setiap pelaku bid’ah sampai ia meninggalkan bid’ahnya”  (HR. Ath Thabrani dalam Al Ausath no.4334. Dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 54)

Hadits 6
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ ، لَيُرْفَعَنَّ إِلَىَّ رِجَالٌ مِنْكُمْ حَتَّى إِذَا أَهْوَيْتُ لأُنَاوِلَهُمُ اخْتُلِجُوا دُونِى فَأَقُولُ أَىْ رَبِّ أَصْحَابِى . يَقُولُ لاَ تَدْرِى مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ
“Aku akan mendahului kalian di al haudh (telaga). Lalu ditampakkan di hadapanku beberapa orang di antara kalian. Ketika aku akan mengambilkan (minuman) untuk mereka dari al haudh, mereka dijauhkan dariku. Aku lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, ini adalah umatku’. Allah berfirman, ‘Engkau tidak tahu (bid’ah) yang mereka ada-adakan sepeninggalmu’ “ (HR. Bukhari no. 6576, 7049).
Dalam riwayat lain dikatakan,
إِنَّهُمْ مِنِّى . فَيُقَالُ إِنَّكَ لاَ تَدْرِى مَا بَدَّلُوا بَعْدَكَ فَأَقُولُ سُحْقًا سُحْقًا لِمَنْ بَدَّلَ بَعْدِى
“(Wahai Rabb), sungguh mereka bagian dari pengikutku. Lalu Allah berfirman, ‘Sungguh engkau tidak tahu bahwa sepeninggalmu mereka telah mengganti ajaranmu”. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Celaka, celaka bagi orang yang telah mengganti ajaranku sesudahku”(HR. Bukhari no. 7050).
Al’Aini ketika menjelaskan hadits ini beliau berkata: “Hadits-hadits yang menjelaskan orang-orang yang demikian yaitu yang dikenal oleh Nabi sebagai umatnya namun ada penghalang antara mereka dan Nabi, dikarenakan yang mereka ada-adakan setelah Nabi wafat. Ini menunjukkan setiap orang mengada-adakan suatu perkara dalam agama yang tidak diridhai Allah itu tidak termasuk jama’ah kaum muslimin. Seluruh ahlul bid’ah itu adalah orang-orang yang gemar mengganti (ajaran agama) dan mengada-ada, juga orang-orang zhalim dan ahli maksiat, mereka bertentangan dengan al haq. Orang-orang yang melakukan itu semua yaitu mengganti (ajaran agama) dan mengada-ada apa yang tidak ada ajarannya dalam Islam termasuk dalam bahasan hadits ini” (Umdatul Qari, 6/10)

Hadits 7
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
انَّهُ سَيَلِي أَمْرَكُمْ مِنْ بَعْدِي رِجَالٌ يُطْفِئُونَ السُّنَّةَ ، وَيُحْدِثُونَ بِدْعَةً ، وَيُؤَخِّرُونَ الصَّلَاةَ عَنْ مَوَاقِيتِهَا ” ، قَالَ ابْنُ مَسْعُودٍ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، كَيْفَ بِي إِذَا أَدْرَكْتُهُمْ ؟ قَالَ : ” لَيْسَ يَا ابْنَ أُمِّ عَبْدٍ طَاعَةٌ لِمَنْ عَصَى اللَّهَ ” ، قَالَهَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ
Sungguh diantara perkara yang akan datang pada kalian sepeninggalku nanti, yaitu akan ada orang (pemimpin) yang mematikan sunnah dan membuat bid’ah. Mereka juga mengakhirkan shalat dari waktu sebenarnya’. Ibnu Mas’ud lalu bertanya: ‘apa yang mesti kami perbuat jika kami menemui mereka?’. Nabi bersabda: ‘Wahai anak Adam, tidak ada ketaatan pada orang yang bermaksiat pada Allah'”. Beliau mengatakannya 3 kali. (HR. Ahmad no.3659, Ibnu Majah no.2860. Dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ahadits Shahihah, 2864)

Hadits 8
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّهُ مَنْ أَحْيَا سُنَّةً مِنْ سُنَّتِي قَدْ أُمِيتَتْ بَعْدِي فَإِنَّ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلَ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا ، وَمَنِ ابْتَدَعَ بِدْعَةَ ضَلَالَةٍ لَا يَرْضَاهَا اللَّهَ وَرَسُولَهُ كَانَ عَلَيْهِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ عَمِلَ بِهَا لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أَوْزَارِ النَّاسِ شَيْئًا
“Barangsiapa yang sepeninggalku menghidupkan sebuah sunnah yang aku ajarkan, maka ia akan mendapatkan pahala semisal dengan pahala orang-orang yang melakukannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Barangsiapa yang membuat sebuah bid’ah dhalalah yang tidak diridhai oleh Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan mendapatkan dosa semisal dengan dosa orang-orang yang melakukannya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun” (HR. Tirmidzi no.2677, ia berkata: “Hadits ini hasan”)

Hadits 9
Hadits dari Hudzaifah Ibnul Yaman, ia berkata:
يا رسولَ اللهِ ! إنا كنا بشرٌ . فجاء اللهُ بخيرٍ . فنحن فيه . فهل من وراءِ هذا الخيرِ شرٌّ ؟ قال ( نعم ) قلتُ : هل من وراءِ ذلك الشرِّ خيرٌ ؟ قال ( نعم ) قلتُ : فهل من وراءِ ذلك الخيرِ شرٌّ ؟ قال ( نعم ) قلتُ : كيف ؟ قال ( يكون بعدي أئمةٌ لا يهتدون بهدايَ ، ولا يستنُّون بسُنَّتي . وسيقوم فيهم رجالٌ قلوبُهم قلوبُ الشياطينِ في جُثمانِ إنسٍ ) قال قلتُ : كيف أصنعُ ؟ يا رسولَ اللهِ ! إن أدركت ُذلك ؟ قال ( تسمعُ وتطيع للأميرِ . وإن ضَرَب ظهرَك . وأخذ مالَك . فاسمعْ وأطعْ )
Wahai Rasulullah, dulu kami orang biasa. Lalu Allah mendatangkan kami kebaikan (berupa Islam), dan kami sekarang berada dalam keislaman. Apakah setelah semua ini akan datang kejelekan? Nabi bersabda: ‘Ya’. Apakah setelah itu akan datang kebaikan? Nabi bersabda: ‘Ya’. Apakah setelah itu akan datang kejelekan? Nabi bersabda: ‘Ya’. Aku bertanya: ‘Apa itu?’. Nabi bersabda: ‘akan datang para pemimpin yang tidak berpegang pada petunjukku dan tidak berpegang pada sunnahku. Akan hidup diantara mereka orang-orang yang hatinya adalah hati setan namun berjasad manusia’. Aku bertanya: ‘Apa yang mesti kami perbuat wahai Rasulullah jika mendapati mereka?’. Nabi bersabda: ‘Tetaplah mendengar dan taat kepada penguasa, walau mereka memukul punggungmu atau mengambil hartamu, tetaplah mendengar dan taat’” (HR. Muslim no.1847)
Tidak berpegang pada sunnah Nabi dalam beragama artinya ia berpegang pada sunnah-sunnah yang berasal dari selain Allah dan Rasul-Nya, yang merupakan kebid’ahan.

Hadits 10
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَوَّلُ مَنْ يُغَيِّرُ سُنَّتِي رَجُلٌ مِنْ بَنِي أُمَيَّةَ
Orang yang akan pertama kali mengubah-ubah sunnahku berasal dari Bani Umayyah” (HR. Ibnu Abi Ashim dalam Al Awa’il, no.61, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 1749)
Dalam hadits ini Nabi mengabarkan bahwa akan ada orang yang mengubah-ubah sunnah beliau. Sunnah Nabi yang diubah-ubah ini adalah kebid’ahan.

Hadits 11
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
جَاءَ ثَلَاثَةُ رَهْطٍ إِلَى بُيُوتِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْأَلُونَ عَنْ عِبَادَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَلَمَّا أُخْبِرُوا كَأَنَّهُمْ تَقَالُّوهَا ، فَقَالُوا : وَأَيْنَ نَحْنُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ ؟ قَالَ أَحَدُهُمْ : أَمَّا أَنَا ، فَإِنِّي أُصَلِّي اللَّيْلَ أَبَدًا ، وَقَالَ آخَرُ : أَنَا أَصُومُ الدَّهْرَ وَلَا أُفْطِرُ ، وَقَالَ آخَرُ : أَنَا أَعْتَزِلُ النِّسَاءَ فَلَا أَتَزَوَّجُ أَبَدًا ، فَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْهِمْ ، فَقَالَ : ” أَنْتُمُ الَّذِينَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا ، أَمَا وَاللَّهِ إِنِّي لَأَخْشَاكُمْ لِلَّهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ لَكِنِّي أَصُومُ وَأُفْطِرُ ، وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ ، وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي
Ada tiga orang mendatangi rumah istri-istri Nabi shallallahu’alaihi wasallam dan bertanya tentang ibadah Nabi shallallahu’alaihi wasallam. ٍSetelah diberitakan kepada mereka, sepertinya mereka merasa hal itu masih sedikit bagi mereka. Mereka berkata, “Ibadah kita tak ada apa-apanya dibanding Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, bukankah beliau sudah diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan juga yang akan datang?” Salah seorang dari mereka berkata, “Sungguh, aku akan shalat malam selama-lamanya” (tanpa tidur). Kemudian yang lain berkata, “Kalau aku, sungguh aku akan berpuasa Dahr (setahun penuh) dan aku tidak akan berbuka”. Dan yang lain lagi berkata, “Aku akan menjauhi wanita dan tidak akan menikah selama-lamanya”. Kemudian datanglah Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam kepada mereka seraya bertanya: “Kalian berkata begini dan begitu. Ada pun aku, demi Allah, adalah orang yang paling takut kepada Allah di antara kalian, dan juga paling bertakwa. Aku berpuasa dan juga berbuka, aku shalat dan juga tidur serta menikahi wanita. Barangsiapa yang benci sunnahku, maka bukanlah dari golonganku” (HR. Bukhari no.5063)

Dalam hadits di atas, ketiga orang tersebut berniat melakukan kebid’ahan, karena ketiganya tidak pernah diajarkan oleh Nabi. Yaitu puasa setahun penuh, shalat semalam suntuk setiap hari, kedua hal ini adalah bentuk ibadah yang bid’ah. Dan berkeyakinan bahwa dengan tidak menikah selamanya itu bisa mendatangkan pahala dan keutamaan adalah keyakinan yang bid’ah. Oleh karena itu Nabi bersabda “Barangsiapa yang benci sunnahku, maka bukanlah dari golonganku“.
Dan masih banyak lagi hadits-hadits yang membicarakan dan mencela bid’ah, namun apa yang kami nukilkan di atas sudah cukup mewakili betapa bahaya dan betapa pentingnya kita untuk waspada dari bid’ah.
Wallahu’alam.

Baca selengkapnya. Klik https://muslim.or.id/11456-hadits-hadits-tentang-bidah.html


Saya tidak pernah ikut ngaji malam Jum'at, Haul, Maulid Nabi, Tahlilan dll bisa dibaca artikel dibawah in
Ini juga di antara argumen dari pelaku bid’ah ketika diberitahu mengenai bid’ah yang dilakukan, “Saudaraku, perbuatan seperti ini kan bid’ah.” Lalu dia bergumam, “Masa baca surat Yasin saja dilarang?!” Atau ada pula yang berkata, “Masa baca dzikir saja dilarang?!
Untuk menyanggah perkataan di atas, perlu sekali kita ketahui mengenai dua macam bid’ah yaitu bid’ah hakikiyah dan idhofiyah.
Bid’ah hakikiyah adalah setiap bid’ah yang tidak ada dasarnya sama sekali baik dari Al Qur’an, As Sunnah, ijma’ kaum muslimin, dan bukan pula dari penggalian hukum yang benar menurut para ulama baik secara global maupun terperinci. (Al I’tishom, 1/219)
Di antara contoh bid’ah hakikiyah adalah puasa mutih (dilakukan untuk mencari ilmu sakti), mendekatkan diri pada Allah dengan kerahiban (hidup membujang seperti para biarawati), dan mengharamkan yang Allah halalkan dalam rangka beribadah kepada Allah. Ini semua tidak ada contohnya dalam syari’at.
Bid’ah idhofiyah adalah setiap bid’ah yang memiliki 2 sisi yaitu [1] dari satu sisi memiliki dalil, maka dari sisi ini bukanlah bid’ah dan [2] di sisi lain tidak memiliki dalil maka ini sama dengan bid’ah hakikiyah. (Al I’tishom, 1/219)
Jadi bid’ah idhofiyah dilihat dari satu sisi adalah perkara yang disyari’atkan. Namun ditinjau dari sisi lain yaitu dilihat dari enam aspek adalah bid’ah. Enam aspek tersebut adalah waktu, tempat, tatacara (kaifiyah), sebab, jumlah, dan jenis.
Contohnya bid’ah idhofiyah adalah dzikir setelah shalat atau di berbagai waktu secara berjama’ah dengan satu suara. Dzikir adalah suatu yang masyru’ (disyari’atkan), namun pelaksanaannya dengan tatacara semacam ini tidak disyari’atkan dan termasuk bid’ah yang menyelisihi sunnah.
Contoh lainnya adalah puasa atau shalat malam hari nishfu Sya’ban (pertengahan bulan Sya’ban). Begitu pula shalat rogho’ib pada malam Jum’at pertama dari bulan Rajab. Kedua contoh ini termasuk bid’ah idhofiyah. Shalat dan puasa adalah ibadah yang disyari’atkan, namun terdapat bid’ah dari sisi pengkhususan zaman, tempat dan tatacara. Tidak ada dalil dari Al Kitab dan As Sunnah yang mengkhususkan ketiga hal tadi.
Begitu juga hal ini dalam acara yasinan dan tahlilan. Bacaan tahlil adalah bacaan yang disyari’atkan. Bahkan barangsiapa mengucapkan bacaan tahlil dengan memenuhi konsekuensinya maka dia akan masuk surga. Namun, yang dipermasalahkan adalah pengkhususan waktu, tatacara dan jenisnya. Perlu kita tanyakan manakah dalil yang mengkhususkan pembacaan tahlil pada hari ke-3, 7, dan 40 setelah kematian. Juga manakah dalil yang menunjukkan harus dibaca secara berjama’ah dengan satu suara. Mana pula dalil yang menunjukkan bahwa yang harus dibaca adalah bacaan laa ilaha illallah, bukan bacaan tasbih, tahmid atau takbir. Dalam acara yasinan juga demikian. Kenapa yang dikhususkan hanya surat Yasin, bukan surat Al Kahfi, As Sajdah atau yang lainnya? Apa memang yang teristimewa dalam Al Qur’an hanyalah surat Yasin bukan surat lainnya? Lalu apa dalil yang mengharuskan baca surat Yasin setelah kematian? Perlu diketahui bahwa kebanyakan dalil yang menyebutkan keutamaan (fadhilah) surat Yasin adalah dalil-dalil yang lemah bahkan sebagian palsu.
Jadi, yang kami permasalahkan adalah bukan puasa, shalat, bacaan Al Qur’an maupun bacaan dzikir yang ada. Akan tetapi, yang kami permasalahkan adalah pengkhususan waktu, tempat, tatacara, dan lain sebagainya. Manakah dalil yang menunjukkan hal ini?
Semoga sanggahan-sanggahan di atas dapat memuaskan pembaca sekalian. Kami hanya bermaksud mendatangkan perbaikan selama kami masih berkesanggupan. Tidak ada yang dapat memberi taufik kepada kita sekalian kecuali Allah. Semoga kita selalu mendapatkan rahmat dan taufik-Nya ke jalan yang lurus.
Selesai beberapa sanggahan bagi para pembela ritual-ritual bid’ah. Semoga Allah beri taufik.
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Baca Selengkapnya : https://rumaysho.com/894-mengenal-bidah-9-membaca-surat-yasin-mengapa-dilarang.html

Selasa, 18 September 2018

Semangat belajar agama

Jika kamu bisa meluangkan waktu untuk rapat, jalan dgn teman dll mengapa kamu tidak punya waktu untuk mengaji? Untuk mempelajari aqidah, memperbaiki bacaan al-quran, untuk mempelajari bahasa Al-Quran yakni bahasa arab, dll

Terkadang kita begitu totalitas dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah, sampai begadang, sampai banyak yang dikorbankan (yah sebagai mahasiswa tau lah gimana rasanya ngerjain tugas yang sampe ngambis banget) rela belajar kesana kemari demi bisa menyesaikan tugas-tugas terlebih kalau mau kuis, uts dan uas sampe rela nginep-nginep buat belajar bareng (ini saya ceritakan berdasarkan pengalaman pribadi) pokoknya ambis deh belajarnya, totalitas. Ini baik, tapi..

Tapi kenapa kita tidak begitu dengan ilmu agama ya? Padahal mempelajarinya merupakan kewajiban atas setiap muslim, atau bahkan kita malah ngga tertarik sama sekali buat memperdalamnya, buat totalitas mempelajarinya. Belajar bahasa arab sampai ngambis gitu. Atau berjam-jam baca buku agama mungkin rasanya malas ya? Padahal puluhan paper atau journal ilmiah, english pula berhasil kita lahap suka gak suka. Hem kenapa kita ngga begitu dengan ilmu agama ya? Baik, tanyakan saja pada hati masing-masing ya😊

Padahal dengan mempelajari ilmu agama, kita jadi tahu mana halal mana haram, mana sunnah mana bid'ah, mana benar mana salah, sehingga kita bisa lebih baik lagi menjalani kehidupan dunia dan bis mendapat surga, in syaa Allah. Itu semua butuh kepada ilmu :)

Kita bisa totalitas dan ngambis banget dalam mempelajari ilmu dunia, sebaiknya begitu juga pada ilmu agama 😊 demi Allah kamu tidak akan merugi sedikitpun jika waktumu kau luangkan untuk belajar agama, yang ada malah jadi orang beruntung dunia akhirat biidzinillah..

Dunia dapet, akhirat dapet in syaa Allah :)

Jangan tabarruj

Jangan baper yaa.. Jadi bahan introspeksi diri masing-masing aja dan hayati ayat Allah pada gambar ini. Allah melarang kita berhias seperti orang jahiliyah dahulu. Dandanlah untuk suami saja. Biarlah kecantikan kita untuk suami kita aja, bukan buat konsumsi publik..

Toh larangan ini buat kebaikan kita juga, apapun yang Allah perintahkan dan larang adalah untuk kebaikan hamba-Nya walau tidak sesuai dengan hawa nafsu kita.

Jika dalam hati bergumam, "itu kan hak saya" hem lalu kemana hak Allah? Hak Allah adalah agar diibadahi dengan benar, jadi kita harus taat dari segala perintah-Nya😊😊

Semoga Allah selalu melindungi saya dan kita semua dari perbuatan-perbuatan dosa dan dari apa yang Allah larang. Aamiin.

#berusaha_menjadi_lebih_baik
#sesuai_dengan_yang_Allah_mau

Wanita tercantik adalah wanita shalihah yang taat pada Allah, bahkan kecantikannya mengalahkan bidadari surga. Bukan cantik versi manusia, tapi cantik versi Allah💞

Cerita saat sidang proposal skripsi

Allah selalu punya cara untuk menghibur hati hamba-Nya yang sedang tidak karuan.

Contohnya begini. Ketika sidang proposal tugas akhir saya.

Bagi saya ini sidang proposal yang sangat berkesan. Saya sidang selama 1 jam, haha kayak sidang skripsi aja 1 jam padahal idealnya sidang proposal ya paling 20-30 menit ya. Dihujani banyak sekali pertanyaan. Salahnya saya, saya menampilkan slide yang sebenarnya ngga perlu ditampilkan juga karena terlalu mendetail. Alhasil di slide itulah yang menjadi boomerang.

Dosen penguji saya terkenal sebagai dosen penguji dengan pertanyaan yang mendetail dan seorang professor yang sangat saya segani, keduanya mengerikan (berdasar cerita senior) dan saya membuktikannya, haha memang lumayan menegangkan saat di uji oleh mereka berdua. Terkadang pertanyaan dosen saya melebar jadi nyambung ke tensor , matriks dll dan saya ngga kebayang gimana jawabnya soalnya di skripsi saya ya ngga ngebahas itu itukan ada di matkul fisika matematik semester lalu lalu.

Dan yang lebih mengesankan kedua dosen pembimbing saya juga sesekali ikut menguji, wah sesuatu banget bagi saya serasa diuji 4 dosen. Ditambah penonton sidang yang memenuhi ruangan sampai keluar (dlm hati menggerutu, kenapa giliran sy jadi byk yang nonton😅).

Kadang matikutu juga di meja sidang ketika saya ngga bisa menjawab pertanyaan. Untungnya selama 1 jam itu suasana terasa cair, tidak begitu menegangkan, banyak tertawa. Ada pertanyaan yang bisa saya jawab dan ada juga yang ngga bisa saya jawab ada juga yang saya jawab dengan ragu.

Salahnya saya, saya ngga membaca lagi thesis yang menjadi rujukan tugas akhir saya, saya hanya mengandalkan belajar hasil bimbingan aja (yaaah siapa suruh haha). Yah intinya setelah semua selesai, perasaan saya ngga karuan. Saya takut dospem saya kecewa atau bagaimana karena saya merasa kurang maksimal saat menjawab pertanyaan2 yang diajukan. Ini pelajaran banget buat sidang skripsi kelak, harus dipersiapkan sebaik-baiknya.

Tapi, setelah mendapat email dari dospem ini, perasaan saya seketika legaaa.. Di awal dan diakhir saya memohon kepada Allah agar dipermudah. Rasa gak karuan yang saya rasakan saya anggap sebagai hukuman karena saya belum belajar maksimal dan ketika saya menyadari itu dan bertaubat kepada Allah lalu memohon ketenangan hati, Allah jawab dengan email ini. Allah selalu punya cara untuk menghibur hati hamba-Nya.

Dan suatu kemudahan lagi yang Allah berikan, tidak ada revisi yang diberikan pada tugas akhir saya. Alhamdulillah. Semoga Allah permudah sampai sidang terakhir kelak. Kalaupun tidak tercapai target 4 tahun mudah-mudahan Allah beri kelapangan dan kesabaran bagi hati saya karena apapun takdir yang Allah berikan saya yakin itulah yang terbaik :)

Sore hari, ketika sidang. March, 4 2016. At Main Room Seminar, Department of Physics, University of Indonesia.
This is will be a part history of me! :)

Cita cita bisa baca kitab arab

Dapet hadiah ini dari Ustadzah Najiyah 😊😊
Syarh Muqoddimah Al-Jazariyyah.
Belajarnya akan dibimbing langsung oleh beliau, beliau sendiri pemegang sanad jazariyyah maa syaa Allah. Barakallahufiha

Sdh beberapa kali dihadiahi kitab arabic oleh ustadzah-ustadzahku tercinta bahkan ada yang langsung dibawakan dari Madinah, tapi apa daya saya masih dalam tahap belajar untuk bisa membacanya.
Hadiah dari ustadzah2ku bagai cambuk bagi diri agar bisa mencapai cita-cita.
Suatu saat pasti bisa in syaa Allah, pelan-pelan.. Asalkan konsisten belajar. Bahasa arab itu bahasa paling susah butuh proses belajar yang panjang dan kesabaran yang tinggi.. Butuh perjuangan, butuh pengorbanan, butuh komitmen, gak bisa main-main.

Nulis kaya gini, untuk mengingatkan diri sendiri kalau kelak semangat belajar itu menurun, bahwa kamu.. Punya cita-cita untuk bisa baca kita arabic, Ti. Walau gak pernah mencicipi bangku pesantren in syaa Allah bisa!

Saya pernah baca, kalau kita punya mimpi maka tunjukanlah pada orang lain, agar kita bisa komitmen menjalankan hal-hal yang bisa mengantarkan kita pada mimpi itu karena kita telah mengumumkannya pada banyak orang. Seperti cambuk yang kita akan malu jika hanya bicara saja karena kita telah mengikrarkan mimpi kita pada orang-orang.

Jadi, semangat!!!

Kecantikan hanya untuk suami saja

Berbahagialah para suami yang kecantikan istrinya diperuntukan hanya untuknya.

Dari beberapa survey yg saya lakukan dengan menyanyakan pada teman-teman kampus, mereka tidak rela jika kecantikan istrinya kelak dinikmati oleh orang lain apalagi auratnya juga dapat dengan mudah dinikmati laki-laki lain yang didalam hatinya terdapat penyakit.

Bantulah para laki-laki menundukan pandangannya dengan cara kita menutup aurat kita dengan sempurna.

Coba bayangkan wahai para istri yang mulia bagaimana perasaanmu jika suamimu melihat atau menikmati kecantikan wanita lain secara langsung? Atau bisa dari foto yang disebarkan oleh wanita-wanita itu? Tidak ada yang menjamin keselamatan hatinya ketika memandangi wanita yang tidak menjaga rasa malunya sehingga kecantikannya dapat dinikmati banyak laki-laki termasuk suamimu, wahai para istri yang shalihah, berkenankah engkau jika suamimu seperti itu?

Jika sudah begitu, siapa yang salah? Suamimu yang memandangi wanita tsb? Atau wanita tersebut krn telah mengumbar kecantikan dan auratnya sehingga menarik hati suamimu untuk memandanginya?

Wahai para wanita yang baik, sekarang, relakah jika kita yang menjadi objek yang dipandangi tersebut? Kalau saya sejujurnya, risih, malu dan sangat-sangat tidak suka. Semoga tidak ada yang berbangga dengan hal tersebut yaa..

Wahai para wanita yang lembut, tidakkah engkau khawatir dirimu akan dipandang tidak menarik lagi karena suamimu terlalu sering melihat wanita yang lebih cantik dari dirimu diluar sana?

Jika hal-hal tersebut tidak ingin kau rasakan, maka jagalah dirimu, kita memiliki iffah dan izzah yang harus kita jaga, kita harus memiliki rasa malu yang tinggi. Kehormatan dan harga diri yang mahal. Jadilah perempuan yang too expensive to be display.

Jagalah diri kita, agar suami orang lain atau laki-laki lain tidak tergoda dengan kita sebagaimana kita tidak ingin suami kita tergoda oleh wanita yang tidak menjaga rasa malunya.

Dan saya yakin, tidak ada suami manapun yang menginginkan kecantikan istrinya dinikmati oleh selain dirinya.

(Saya nulis gini berasa udah punya suami aja, padahal belom😂)

Semoga bermanfaat dan menjadi bahan renungan, khususnya diri saya pribadi sebagai seorang wanita muslimah dan kelak akan juga menjadi seorang istri in syaa Allah😊

Hapus Fotomu

Wahai saudariku yang baik, jika masih punya foto-foto yang (maaf) kurang berkenan untuk diperlihatkan, misal foto-foto yang membuka aurat dan atau foto-foto bersama laki-laki non mahram yang juga kurang berkenan jika harus dipublish ke publik. Kamu masih punya kesempatan untuk menghapus itu sekarang.

Sebelum semua terlambat.
Sebelum malaikat maut menjemput.

Karena jika tidak dihapus dan sampai meninggal tidak dihapus, akan ada jutaan laki-laki yang bisa melihat foto-foto tersebut dan dosanya akan terus mengalir sampai Hari Pengadilan kelak yang Hakim nya adalah Allah 'Azza wa Jalla langsung.

Dari saudarimu, yang menginginkan kebaikan dunia dan akhiratmu :)

Meremehkan Dosa

Semakin kita meremehkan dosa-dosa yang kita lakukan, maka semakin besar dosanya disisi Allah 'Azza wa Jalla.

Mari renungkan, berapa sudah berapa banyak dosa-dosa yang kita anggap remeh??

Ini bukan soal seberapa kecil dosa yang kita lakukan, tapi soal seberapa besar Zat yang kita tentang, yakni Allah 'Azza wa Jalla

Semoga Allah senantiasa melindungi kita dari perbuatan dosa-dosa kecil/besar yang dibisiki syaitan agar menemaninya ke neraka.

Zaman Penuh Fitnah

Kita berada di zaman, dimana banyak manusia yang tidak lagi malu memamerkan kemaksiatan.

Dimana banyak manusia, tidak lagi malu menampakkan dosa-dosa.

Dimana banyak manusia berbangga dengan perbuatan yang melanggar aturan-aturan Allah.

Dimana dosa dan kemaksiatan dianggap hal biasa dan tidak lagi tabuh.

Dimana banyak manusia memaklumi orang-orang yang berbuat dosa dan menganggap aneh orang-orang yang berpegang teguh pada al-quran dan as-sunnah.

Kita berada di zaman penuhhh dengan fitnah.

Janganlah kita mengikuti kebanyakan orang Karena sesungguhnya kebanyakan orang itu menyesatkan.

Sebagaimana Firman Allah :
“Seandainya kalian mengikuti kebanyakan orang di muka bumi, sungguh mereka akan menyesatkan kalian dari jalan Allah (Qs:al An’aam:116)

Semoga kita bukan termasuk orang-orang yang berbangga dengan dosa dan bukan orang-orang yang selalu melanggar perintah Allah. Aamiin

Bercanda ada batasnya

Termasuk mencela dan mengolok2.

Orang berjenggot : dibilang kaya kambing

Orang cingkrangan : dibilang kebanjiran

Orang bercadar : dibilang ninja, teroris

Yang berjilbab lebar dibilang : kaya emak2! Wah pakai gorden ya

Dll

Hati2 perkataan seperti itu bisa menyebabkan kita bukan lagi golongan pengikut nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam :) ngeri..

Bercanda jg ada batasannya ya ^^

Hijab bukan pilihan hidup, tp perintah Allah

Sedih banget lihat yang sudah berhijab kemudian dilepas lagi demi lebel "cantik". Padahal bukan begitu cantik versi Allah :)
.
Untuk apa dibilang cantik namun pada hakikatnya mendatangkan kemurkaan Allah Azza wa Jalla. Sedang adzab Allah amatlah pedih. Orang-orang yang bilang kamu 'cantik' tanpa hijabmu Demi Allah tidak akan bisa menolongmu dari hukum Allah.
.
Wahai para perempuan yang cerdas, pahamilah hijab itu bukan pilihan :) ia adalah perintah Rabbmu yang telah memberikanmu wajah cantik dan banyak nikmat lainnya tanpa bisa kita hitung. Hijab adalah sebuah perintah yang jika kita langgar maka dosa akan teruuuuus mengalir, dosa melanggar perintah Allah dan juga dosa orang-orang yang mengikutimu.
.
Wahai para wanita yang lembut, kamu juga perlu tahu bahwa, Allah juga Maha Pengampun lagi Maha Penyayang :)

Cerita Awal Nikah (2)

Menjadi Ibu rumah tangga itu menyenangkan jika dijalankan dengan ikhlas dan penuh cinta.

Pekerjaan rumah seberat apapun tak terasa jika kita jalankan dengan ikhlas malah berbuah pahala yang sangat besar. Maa syaa Allah. Islam begitu sempurna mengatur semuanya.

Oleh karena itu ilmu tentang rumah tangga sangat perlu utk dipelajari dan diamalkan.

In syaa Allah akan tercipta keharmonisan dan pertemuan dengan kekasih di Surga-Nya juga, karena pertemuan dengannya di dunia begitu singkat :)

Alhamdulillahiladzi bini'matihi tatimushshaalihaat...

#withlove
#newbie
#beingawife
#rumah
#bandung
#bersyukur — at Soreang, Kabupaten Bandung.

Cerita awal nikah

Bismillah saya memohon kpd Allah semoga Allah jaga keikhlasan saya dalam menulis postingan ini semata2 ingin memotivasi bukan utk pamer dsb

Tulisan ini dari catatan seorang istri. (Re: seseorang yang baru saja menjadi istri) hehe

Gambar diatas adalah pelajaran pertama yang diajarkan suami saya kepada saya. Ilmu ttg faraid atau ilmu waris.

Metode belajanya talaqqi. Suami mendiktekan saya menulis dan kemudian disyarah/dijelaskan oleh beliau sampai saya mengerti.
Ketika saya tanya "Baru nikah kok malah belajar faraid, kaya udh mau mati besok aja"

Setelah dijelaskan bahwa ilmu ini penting, terlebih banyak Keluarga besar yang tercerai berai urusannya dan putus silaturahmi hanya karena memperebutkan harta warisan.

Wah benar juga, gak kepikiran sma saya.
Ilmu faraid ini ilmu baru buat saya, sebelumnya belum pernah belajar.

Dari postingan ini saya ingin berbagi, khususnya bagi para laki-laki semoga menginspirasi utk terus menuntut ilmu syari agar kelak bisa ajari istri. Setuju? Ya minimal bisa ajari istrinya ngaji (membaca al-quran dengan benar) :)

Throwback

Ini yang telah kau lakukan, dulu.. Sebelum akhirnya kau dapat menghalalkanku 😊

Banyak pengorbanan dan kerja keras yang kau lakukan demi seorang wanita asing yang tidak pernah kau kenal sebelumnya, untuk menghalalkan seorang wanita yang sekarang menjadi istrimu.

Teringat olehku saat pertama kali kau menelpon ibuku dan mengagendakan utk dtg kerumahku menemui kedua orang tuaku, dan dalam salah satu percakapan itu kau bilang "saya risih Bu, kalau ngomongin ginian sama tiara". Ya, untuk sekadar chattingan denganku saja kau tidak mau, dan memilih menghubungi orangtuaku saja. Takut dosa katanya..

Teringat saat pertama kali kau datang kerumah, menemui orang tuaku, dan meminta pada ayah dan ibuku untuk menikahiku dalam waktu dekat. Hey, padahal saat pertemuan itu baru pertama kali aku melihat wajahmu. Presentasi yang luar biasa sampai akhirnya orang tuaku meng-iya-kan dan mengizinkan kita menikah.

1 kalimat darimu yang aku sangat ingat "aku tidak mau ada dosa dalam proses ini, saya akan perjuangkan kamu sampai kamu halal buat saya, luruskan niat untuk apa kita menikah"

Kita memang tidak pernah kenal sebelumnya, namun Allah satukan dalam ikatan suci pernikahan dengan skenario pertemuan yang tidak pernah terbayangkan.

Dahulu dalam doaku, aku meminta kepada Rabbku ingin menikah dengan lelaki shalih dan Allah kirimkan kamu, Allah kabulkan lebih dari yang aku pinta :)

Dan setelah menikah, barulah aku tahu bahwa kau sudah lama mengincarku, namun kau jaga perasaan itu, tidak kau umbar sampai tidak ada yang tahu kecuali kau dan Allah, hanya kau panjatkan dalam doa-doa sampai akhirnya Allah kabulkan :)

Barakallahu fik, yaa zaujy..
#edisikangen
#lagildr
#bandungdepok

Fashion

Fashion.

Fashion zaman sekarang (juga dulu) semakin menjauhi para muslimah dari berpakaian yang syar'i sesuai perintah Allah dan Rasul-Nya.

Gaya berpakaian dalam majalah fashion atau yang dicontohkan para model di toko2 pakaian online lebih diikuti dari pada model pakaian yang ada dalam al-Quran dan yang dicontohkan oleh istri-istri nabi dan sahabiyyah.

Juga pada gaya berpakaian laki-laki yang jauh dari sunnah dan lebih mengedepankan fashion.

"Model zaman sekarang" katanya

Padahal dalam salah satu hadits disebutkan :

"Kain yang lebihi mata kaki maka tempatnya di neraka" (HR. Bukhari)

Jangan malu bercelana cinkrang, karena itu perintah Allah, malulah kalau berpakaian yang tdk sesuai aturan Allah.

Fashion, salah satu propaganda yahudi agar semakin menjauhkan umat Islam dari aturan2 dan perintah Allah.

Sebagaimana dalam al-quran disebutkan bahwa :

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.
QS. al-Baqarah (2) : 120


Sadar atau tidak perlahan kita mulai terpropaganda, mulai megikuti propaganda tsb, mulai dari fashion sampai gaya hidup.

Semoga kita termasuk golongan manusia yang mentaati perintah Allah dalam berbusana dan gaya hidup. Berpedoman pada Al-Quran dan Sunnah saja.

Memgapa Suami Cemburu

Mengapa Suami Cemburu?

Seorang suami tidak akan rela jika kecantikan istrinya dinikmati laki-laki lain. Diantara bentuk kecemburuannya adalah dia tidak akan membiarkan istrinya keluar tanpa menutup auratnya dari ujung kaki sampai ujung kepala.

Tidak akan membiarkan istrinya bertabarruj di depan umum

Tidak akan membiarkan istrinya bermudah2 ngobrol dengan lawan jenis yang bukan mahramnya

Tidak akan membiarkan istrinua bersafar tanpa dirinya atau mahramnya

Bayangkan, bagaimana dia tidak cemburu? Dia mendapatkan istrinya dengan susah payah, dengan suatu kalimat yang mengguncang singgasana Allah? Kalimat yang dengannya terbebanilah ia dengan tanggung jawab yang sangaaaaat besar. Dimana pintu surga dan neraka istrinya kini ada ditangannya. Ridha Allah kpd istrinya tergantung ridha dia dan bukan tergantung lagi pada ridha orang tuanya.

Sebuah kalimat yang dengannya terbebanilah dia dengan sebuah ayat "jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka"
Sebuah ayat yang mengaharuskan ia mendidik, membina, mengasihi, menyayangi, menafkahi dan sederet kewajiban lainnya until istri dan anaknya.

Jadi, bagaimana mungkin dia tidak cemburu jika istrinya bebas dilihat dan dinikmati kecantikannya baik melalui foto atau secara langsung oleh orang yang tidak pernahh mengucap akad?

Bersyukurlah jika suamimu menginginkan engkau berpakaian syari dan menyuruhmu berbuat yang ma'ruf.

Soreang, July 25, 2016. 7.17