Sabtu, 31 Januari 2015

Setan Menangis_copastwa

Copast FB Ummu Fahrian Ida


SETAN MENANGIS
Dengan satu kali sujud saja, engkau bisa membuat setan menangis.
Musuh besar ini akan menangis sambil membendung kekecewaan nan tiada tara saat melihat kita sujud kepada Allah setelah membaca ayat-ayat sajdah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِذَا قَرَأَ ابْنُ آدَمَ السَّجْدَةَ فَسَجَدَ اعْتَزَلَ الشَّيْطَانُ يَبْكِي يَقُولُ : يَا وَيْلَهُ ! - وَفِي رِوَايَةِ أَبِي كُرَيْبٍ : يَا وَيْلِي - أُمِرَ ابْنُ آدَمَ بِالسُّجُودِ فَسَجَدَ فَلَهُ الْجَنَّةُ ، وَأُمِرْتُ بِالسُّجُودِ فَأَبَيْتُ فَلِي النَّارُ
Bila anak adam membaca ayat sajdah, lalu ia sujud, maka setan menyingkir sembari menangis.
Setan tersebut mengatakan: "celakalah anak adam ini! -dalam riwayat Abu Kuraib: celakalah aku ini-, anak adam diperintahkan untuk bersujud, ia pun melaksanakannya, sehingga ia mendapatkan surga.
Sedangkan aku diperintah untuk bersujud, namun aku enggan, akibatnya aku mendapatkan neraka".
(HR. Muslim).
Jadi, bila engkau ingin membuat setan sering menangis, perbanyaklah sujudmu.
Wabillahi taufik.

Renungan Untuk yang tak pernah datang ke masjid_copastwa

Copast dari group whatssapp..


JELANG MALAM

Mendekatlah kawan..
Aku ingin berbagi kisah..
Mungkin kau pernah mendengarnya.
Karena kisah ini selalu berulang dengan aktor yang berbeda.
Ini tentang seorang anak manusia yang sangat jarang atau bahkan tak pernah ke masjid.
Suatu hari dia memasuki sebuah masjid, orang-orangpun mengikutinya dari belakang. Sesampainya di masjid dia mengambil posisi yang paling terdepan. Bahkan lebih terdepan dari posisi sang imam.
Rupanya ia datang bukan untuk bertaubat, tapi sebagai jenazah yang terlambat mengerti arti hidup yang sesungguhnya.

Semoga kita bukan aktor selanjutnya dari kisah itu.

Selagi ada waktu sambutlah hidayah itu..
Lakukanlah yang terbaik, sembari berharap agar semua berakhir indah.
Bergegaslah..
Karena ajal tak menunggu taubatmu.

_______________
Madinah 11/04/1436 H
ACT El Gharantaly

Jumat, 16 Januari 2015

Dakwah bukan hanya ceramah, kita bisa dakwah dengan ini!!


Kajian : Langkah Praktis Mendakwahi Keluarga 
Ustadz : Zainal Abidin bin Syamsyuddin, Lc
Tempat :  Masjid Jabalurrahmah Gintung, Cirendeu-Ciputat.
Waktu : Rabu, 14 Januari 2015, 09.00-12.00 

Assalamu’alaykum sahabat.. Hari ini saya menghadiri kajian Ustadz Zainal Abidin bin Syamsuddin, Lc. Di Cirendeu-Ciputat dengan judul langkah praktis mendakwahi keluarga. Padahal udah janjian sama teman-teman mau kajian ustadz Firanda di Depok, tentang menyikapi harta, qadarullah saya akhirnya ikut yang ini karena tertarik dengan temanya yang kayanknya ‘gue banget’ hehehe kajian ini berlangsung di Masjid Jabalurrahmah Gintung, Cirendeu-Ciputat. Tidak terlalu jauh dari rumah.. lumayan ½ jam lah.. oke langsung ke isinya ajah ya..

Sebagai muqaddimahnya al-ustadz menjelaskan pentingnya dakwah, bahwa hidup dan matinya agama ada ditangan dakwah. Namun fenomena yang ada terlihat bahwa dakwah itu ramai, bersemangat tapi isinya menyesatkan atau membingungkan.. ada lagi ceramah yang diiringi hadroh dan marawis juga lawakan.
Dakwah butuh kaidah. Dakwah harus dengan lemah lembut, karena kalau tidak, artinya kita berdakwah dengan kasar maka akan membuat banyak orang benci dan malah lari dari dakwah. Banyak orang berpikiran bahwa dakwah itu adalah ceramah, tabligh, khutbah.. padahal itu hanya 5% nya saja dari dakwah.. jadi sebenarnya dakwah bukan hanya ceramah tapi bisa dengan cara yang lain.. nah nanti akan saya sebutkan dan semoga menginspirasi yah ^^
  1.  Dengan memberikan buku, misalnya tentang buku sifat shalat Nabi.
  2. Saat mendakwahi keluarga bisa dengan menempel peringatan didepan pintu karena pintu setiap hari dilewati kan.. atau ditempat yang sering terlihat. Misalnya “jagalah shalat” atau kalau kita punya sifat sombong bisa menulis didepan pintu kamar kita dengan tulisan yang gedeee “Jangan Sombong” jadi kita ingat bahwa kita ingin meredam hal itu, nanti kalau sudah terbiasa dan berhasil ganti dengan tulisan lain..
  3. Bawalah majalah ke Rumah Sakit misal majalah As-Sunnah atau majalah al-Furqon, karena orang dirumah sakit, yang sedang menunggu orang sakit biasanya suka bosan, sampe Koran bekas bungkusan kacang aja dibaca hehehehe kan enak tuh kalau kita datang bawa majalah, daripada dia bête bisa iseng-iseng dibaca, sukur-sukur bisa dapat hidayah dari situ :D
  4.  Misal diantara kita ada yang berkunjung ke penjara, coba dikasihkan buku saku sifat shalat Nabi, setidaknya mereka jadi tahu bagaimana wudhu dan shalat yang benar. Karena terkadang orang yang berada dijeruji penjara ingin taubat tapi tidak punya akses untuk menutut ilmu dan bagaimana caranya taubat, ya kan? Bisa jadiiii….. jadi pas kita kasihkan dia pasti senang sekali :D
  5. Nah kita pasti punya media social kan? Bisa Facebook, twitter, path, instagram, line, whatsapp, dll usahakan setiap hari ada 1 ayat atau 1 hadits yang kita tulis, yang lihat kan banyak bisa ratusan bahkan ribuan orang.. wah bisa seberapa banyak tuh pahala yang didapat? Apalagi sampai orang yang liat mengamalkan ayat atau hadits yang kita sampaikan :D jadi amal jariyyah.
  6. Bisa dengan membagi-bagikan hijab syari ke masyarakat terlebih yang kita lihat dia jarang atau tidak pernah memakai jilbab.. Ustadz Zainal cerita saat dakwah di kampungnya ustadz Abduh Tuasikal di Gunung Kidul kalau ngga salah nah disini ustadz Zainal kaget, yang datang sekitar 1000an orang dan rata-rata berjilbab besar semua. Kata ustadz Zainah, “wah ini mah jamaahnya kaya orang Jakarta ini, jilbabnya besar-besar semua..” terus kata ustadz Abduh “lah wong jilbabnya emang dari Jakarta sebagian, ini jilbab yang disumbangkan kepada kami untuk dibagikan di kampung ini” wah maa syaa Allah.. padahal dulu saya sempat baca bahwa kampunya ustadz Abduh ini banyak orang Kristen dan gencar kristenisasi dan banyak masih percaya animisme gitu-gitu deh.. ternyata sumbangan dari kita sangat bermanfaat ya teman-teman^^ yuk makanya jangan ragu untuk menyumbang.. bayangkan pahalanya terus mengalir untukmu selama kerudung itu dipakai untuk menutupi auratnya^^
  7. Lalu, kita bisa tuh mencetak buku sendiri. ya sejenis buku tulis sekolah tapi disisipi hadits-hadits, kan kadang-kadang buku-buku sekolah kan ada kata-kata mutiara atau peringatan jangan dekati narkoba tuh dibawah-bawahnya, nah kenapa ngga disisipi ayat-ayat atau hadits-hadits aja? Misal dengan hadits tholabul ‘ilmi fariydhotun ‘alaa kulli muslimin… kan tidak ada kata-kata motivasi paling baik dan paling indah selain Firman Allah dan perkataan Nabinya heheh cieee :p
  8. Usahakan selalu bawa buku saku kemana-mana untuk dibagi-bagikan. Misal kita mau kemanaaa gitu terus ngobrol sama orang, setelah ngobrol kasih aja itu bukunya.. bukunya misal tentang rumah tangga, sifat shalat nabi, tentang jilbab. Kan kata Rasulullah saling berbagi hadiahlah kalian niscaya kalian akan saling mencintai^^ jadi ini pernah dilakukan oleh seseorang dia selalu membawa buku saku untuk dibagikan ke orang yang ditemuinya, nah pas dia memberikan buku itu kebesokannya orang itu telpon dan minta rekomenasi beli buku dimana dan dia ingin membeli dan membaca buku hehe Alhamdulillah.. mungkin orang itu dapat hidayah melalui perantara si pemberi buku..
  9. Buat bulletin, isinya yang ringan-ringan aja.. misal adab makan, adab tidur, adab bertamu, adab salam pokoknya adab sehari-hari.. siapa tahu diamalkan oleh yang membaca dan menjawab keraguan orang yang masih ragu perihal hukum suatu kegiatan sehari-hari. Misal orang bingung menjawab salam dari non-muslim.. dll
  10. Kita bisa buat tulisan-tulisan dilembaran kertas kecil besarnya kira-kira 5x10cm berisi potongan hadits lalu dikasihkan permen terus kita bagikan deh ketetangga-tetangga sekeliling rumah kita. Hadits atau ayat yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, misal ayat tentang kewajiban berjilbab, perkataan para ulama, tentang adab makan minum, adab masuk kamar mandi, hadits tentang jangan marah maka bagimu surga dll pokoknya sesuatu yang diremehkan oleh masyarakat kita kasih dalilnya melalui sepucuk surat tersebut hehe kadangkan orang suka meremehkan makan sambil berdiri, minum berdiri, tidak memberi salam ketika masuk rumah orang dll nah kita sampaikan dalilnya, karena mungkin perbuatan mereka yang seperti itu karena ketidaktahuan mereka akan ilmunya terlebih dalilnya.. jadi bisa kita buat dan kita bagi-bagikan. Modalnya murah, tinggal beli permen ajah hehe. Nah nanti kita suruh kumpulin potongan-potongan surat itu, siapa yang menyimpannya dengan baik artinya tidak dibuang akan kita kasih hadiah, misal sudah sebulan terkumpul maka kita kasih hadiah, untuk yang perempuan kita kasih jilbab mungkin, yang laki-laki kita kasih kitab hehehe nah sambil kita memberikan sepucuk surat itu kan sambil kita berkunjung kerumah tetangga silaturahim, biar kita juga membaur dengan masyarakat sehingga dakwah kita mudah diterima asalkan kita tunjukan akhlak yang baik.. bisa juga kita kasihkan sepucuk surat beserta permen tadi pada para pedagang, misal saat kita habis beli pulsa, habis beli bakso habis beli apapun, kita kasih aja ke mereka, yang namanya dikasih sesuatu mau gak mau mereka pasti baca kan :D
  11. Nah mungkin banyak dari kita yang membuat kartu nama. Kan dibalik kartu nama itu kosong ya.. disisipi ayat atau hadits atau pesan-pesan ulama aja :D
  12. Nah kalau di Car Free Day orang Kristen gencar memberi symbol-simbol Kristen kita bisa aja kasih mereka nasi uduk terus dibungkusnya kita sisipi jadwal kajian atau bulletin yang sudah kita buat seperti pada poin no 9 heheh :D kan enak tuh dia kenyang, hati senang terus dia liat jadwal kajian eh siapa tau dia dateng :D
  13. Bisa sebarkan CD ceramah, CD kajian, misal lagi macet, kasih aja CD ke mobil atau motor disamping kita. Jadi teringat cerita yang saya dengar saat kajian siapa ya lupa, pokoknya ceritanya gini saat macet seorang bapak pengendara mobil bersebelahan dengan pengendara lainnya yang masih muda, anak muda ini menyetel music keras sekali di mobilnya, kemudian seorang bapak tadi memberikan CD kajian-kajian ceramah dan diterima oleh si pemuda tadi, tapi dibiarkan begitu saja di mobilnya sampai berbulan-bulan, nah suatu ketika si pemuda tadi mengantar ibunya kepasar dan dia menunggu dimobil, karena bosan mendengar music yang selalu didengarnya setiap hari dimobilnya itu kemudian dia iseng ingin mengetahui CD yang diberikan seorang bapak waktu itu, akhirnya dia stel CD kajian itu dan akhirnya mendapat hidayah dari situ.. biidznillah.. kita tidak pernah tahu kapan hidayah menyapa…
  14. Untuk mendakwahi keluarga kita bisa adakan arisan keluarga dengan memanggil ustadz, atau ta’lim keluarga, bisa silaturahmi bisa juga dengan membeli buku dan letakan buku ditempat yang sering jadikan tempat berkumpul sehingga kadang orang iseng membacanya, atau belikan radio dakwah sunnah, atau tv dakwah sunnah.. pokoknya jadikan rumah kita berisi syariat-syariat heheh bisa menempelkan peringatan-peringatan misal adab makan diruang makan dengan gambar yang menarik ya seperti hiasan untuk madding.. di kamar tidur, diruang tamu, diruang keluarga dan lain-lain..

Nah dari point itu semua sebenarnya kewajiban kita hanya menyampaikan saja, urusah hidayah itu sudah urusan Allah.. jadi teman-teman jangan patah semangat kalau kita sudah melakukan dakwah namun belum terlihat hasilnya.. atau mungkin ada diantara teman-teman yang mengadakan kajian sunnah didaerah teman-teman yang memang rata-rata penduduknya belum mengenal sunnah dan yang datang ke kajian antum sedikit, jangan menyerah.. karena tujuan dakwah adalah bukan pada banyaknya jamaah, persepsi itu salah. Nah ingat teman-teman, untuk orang yang kaya kita-kita yang notabennya masih thulab (penuntut) ilmu, lebih baik tidak usah dulu berpikir dakwah yang gede-gede misal tentang kesesatan syiah tapi yang kecil-kecil terluput. Yah mungkin maksud ustadznya biarlah tema-tema besar dan berat seperti syiah itu dibahas oleh ahlinya atau para asaatidz, kalau kita mah apah atuh hehe tapi kita bisa melakukan dakwah seperti yang disebutkan pada point diatas.. yang intinya mendekatkan manusia pada Allah..

Ingat sahabat, pahala dakwah didapat hanya sekadar menyampaikan dakwah (Quwaidud Dakwah Ilallah, Hammam Abdurahim Said/28)

Oh iya, ustadz Zainal banyak menyinggung dakwahnya umat kristiani, ini mungkin sebagai bahan renungan untuk kita yah teman, bahwa mereka pun gencar berdakwah dalam rangka kristenisasi. Jadi begini ceritanya:
Kita patut bertanya, kenapa orang Islam banyak masuk Kristen? Yah salah satu jawabannya adalah karena dakwah mereka itu telaten, ulet, sabar, pendeta-pendeta mereka banyak yang melakukan aksi nyata dan mau mendatangi daerah-daerah pedalaman yang jauh dari kota yang banyak resikonya misal bahaya sengatan serangga dll. Nah ustadz Zainal kan pernah dakwah di penjara untuk para napi selama 3 tahun, jadi kata beliau ada pendeta Kristen yang dakwah juga disana bahkan saat mereka lebih gencar, mereka bisa datang dua minggu sekali atau seminggu sekali untuk berdakwah sedangkan da’I islam datang 1 bulan sekali. Dan mereka memiliki advokasi yang lebih bagus, mereka menawarkan kebebasan kepada para napi misal kalau anda masuk Kristen hukuman anda yang seharusnya 20 tahun jadi 10 tahun, yang seharusnya hukuman mati jadi seumur hidup. Nah kalau begitu orang-orang di penjara kan pada tergiur. Nah PR kita nih, bagaimana menyikapi dan menanganinya??

Teman-teman yang dimuliakan Allah, kita tidak bisa baik sendiri, kadang kejahatan merajalela itu karena diamnya orang-orang baik, karena orang baik tidak memperbaiki. Maka dakwah sekecil apapun yang kamu lakukan dalam rangka perbaikan dan sesuai dengan kaidah-kaidah syari, in syaa Allah kamu termasuk orang-orang yang melakukan perbaikan, kalau kata ustadz Firanda sih jangan remehkan kecilnya peran kita asal diniatkan untuk mendapat ridho Allah maka pahalanya disisi Allah bisa sangat besar.. dalam berdakwah hendaknya kita telaten, sabar dan penuh kelembutan juga jangan lupa harus persuasive, dialogis dan argumentative.. hendaknya kita megerahkan cara-cara dakwah yang bijaksana, tidak gampang reaksi dan menimbulkan kontroversi, tidak kasar, jadi jangan sampai Islam tertuduh akibat sebagian oknum islam yang emosional sehingga malah menjauh dari islam dan menjadi phobiaislam.. apalagi dalam mendakwahi orang awam, biasanya orang awam itu (maaf) kolot, kekeuh (tetap pada pendirian), ga mau belajar dan akhirnya jadi fanatic. Misal berpegang teguh pada budaya nene moyang.. ini kata pak ustadznya lho bukan kata aku hehehe

Masuk sesi pertanyaan:
  1.  Bagaimana menyikapi orang yang meminta dana mauled atau acara-acara bid’ah? Ya bilang saja dengan lemah lembut, dengan sopan.. misal : Pak maaf, acara inikan tidak dicontohkan Nabi, yah kalau untuk acara yang lain misal kerja bakti atau apa in syaa Allah saya siap bantu..
  2. Pak ustadz saya memberikan jilbab besar ketetangga saya, tapi Cuma dipakai untuk kewarung saja beli sayur. Bagaimana ya pak ustadz apa saya dapat pahala? Ya gak apa-apa jilbabnya dipakai mau kepasar aja atau keluar aja, yang penting targetnya itu dia mulai terbiasa pakai jilabab besar jadi ngga menganggap aneh jilbab besar. Apa-apa yang tidak bisa diraih semua maka jangan ditinggalakan semua. Kita sudah mendapat pahala dari upaya kita.
  3. Bagaimana mendakwahi orang tua yang jauh dari agama, sedangkan dia sudah tua dan tidak lagi berminat membaca jika saya belikan buku-buku dan tidak mau belajar agama? Terus tunjukan dengan akhlakul karimah, lalu tetap pergaulilah mereka didunia ini dengan pergaulan yang baik, minta bantuan kepada orang yang disegani oleh orang tua kita untuk mengajaknya ta’lim atau menasihatinya dan yang terpenting adalah doakan orang tua kita selalu lalu jangan mudah terpancing emosi..
  4. Saya mahasiswa disebuah universitas negeri, bersama teman saya ingin menegakkan dakwah sunnah tapi kadang terhambat dengan penampilan kami yang nyunnah, jadi orang-orang terlebih mahasiswa baru sudah takut duluan. Dakwah yang seperti apa kira-kira ya pak ustadz? Di kampus saya tarbiyahnya kuat sekali sehingga susah memasukan ustadz-ustadz sunnah kesana? Ya membaur dulu, kalau diundang kekajian-kajian mereka tunjukan akhlak yang baik kemereka jadi tidak terkesan ekslusif, ikut rohisnya atau BEM, bisa juga adakan kajian misal ustadz mereka 3 ustadz kita 1..
  5. Saya punya teman dia baru taubat dan mengikuti aswaja tapi akhirnya saya ajak kajian dan dia membeli buku-buku salaf dan radio rodja. Tapi setelah itu dia katanya tidak bisa mnegaji lagi karena orang tuanya khawatir. Sampai dia menjual kembali buku-buku dan radionya. Saya berfikir mungkin “fitnah yang dituduhkan rodja” telah sampai kepadanya. Bagaimana saya menyikapinya dan mengajaknya kajian lagi? Kalau teman, saat panas biarkan dulu nanti kalau sudah adem-an dekati dia lalu tanyakan baik-baik dengan lemah lembut, kemudian patahkan syubhat-syubhat itu satu-satu.
  6. Didaerah saya tidak pernah ada kajian sunnah dan banyak yang melakukan bid’ah. Bagaimana saya berdakwah? Saya akhwat berusia 20 tahun dan tidak ada teman berdakwa disini karena saya salaf sendiri. bagaimana menegakan dakwah sunnah disini? Sedangkan pakaian saya sudah nyunnah, takutnya orang lain yang belum paham takut kepada saya? Ya nikah.. (wkwkw) jangan takut dengan pakaian, kalau gaya gaul kita bagus ya gampang, tegur sapa, dimasji ngomong membaur pokoknya awalnya pendekatan dan akhlak yang baik..
  7. Didaerah saya remaja islamnya bersemangat dalam hal-hal bid’ah misal maulidan dll lalu ada bebrapa remaja yang berpengaruh (misal dia ketua pengajian) tapi punya budaya menginap bareng pacarnya dipantai/puncak. Padahal mereka itu anak-anak ustadz/tokoh masyarakat dan mereka kuliah di universitas islam. Bagaimana saya menyikapi mereka? Haruskah saya laporkan keorangtuanya? Yah inilah telah terjadi degradasi. Ada cerita nyata di Kristen adanya gerakan gerham (gerakan hamilisasi) jadi foto seorang wanita dililinkan/didukunkan hingga akhirnya lengket dengan pacarnya yang Kristen lalu dihamili dan nikah akhirnya masuk Kristen. Yah banyak da’I dakwah tapi tidak bisa atau tidak kena pada keluarganya. Ada kisah di Mesir da’I anti jilbab akhirnya istrinya diselingkuhi kemudian anaknya dihamili akhirnya dai tersebut tidak pernah ceramah lagi.

Yah sekian yah teman-teman, maaf kalau ada tulisan yang kurang berkenan dan tidak sempurna, semua karena keterbatasan saya mencatat ilmu yang keluar dari lisan al-ustadz tulisan ini hasil kajian bersama ustadz Zainal dengan banyak pengembangan makna dari saya. Banyak juga penambahan tulisan dari saya, jadi ini bukan murni isi kajian. Saya mencatat point kajian dan saya kembangkan ditulisan ini..

Semoga yang sedikit ini bermanfaat..
Dari aku yang mencintaimu karena Allah..
Muthiara Maharani Azis
1/16/2015

Minggu, 11 Januari 2015

Syarat-Syarat Shalat

Tulisan ini diambil dari
Kitab : Shalatul Mu'min, Mafhuum wa Fadhaa-il wa Aadaab wa Anwaa' wa Ahkam wa Kaifiyyah fii Dhau-il Kitaab wa Sunnah. 
Penulis : Dr. Sa'id bin 'Ali bin Wahf al-Qahthani 
Penerbit/Tahun : Mu-assah al-Jarisi lil Tauzi' wal I'laam - Riyadh. Cet II - 1424 H / 2003

Tapi yang saya punya versi bahasa Indonesianya, judulnya Ensiklopedia Shalat, dari penerbit Imam Syafi'i. 

Syarat-Syarat Shalat 
Apa itu syarat? 

Menurut bahasa (etimologis), asy-syarth berarti tanda. 
Menurut istilah (terminologis), syarat berarti sesuatu yang karena ketiadaannya mengharuskan ketiadaan (yang lainnya) dan tidak mesti karena keberadaannya mengharuskan keberadaan dan ketiadaan (yang lain) dengan sendirinya [1] 

Hem, bingung ya? Nah jadi contohnya gini loh teman.. 
Tanpa wudhu, shalat tidak sah, karena wudhu merupakan syarat sahnya shalat. Dan keberadaannya tidak mengharuskan keberadaan shalat. Jadi, jika seseorang wudhu, dia tidak harus mengerjakan shalat. [2]

In Syaa Allah paham yaa apa yang dimaksud dengan syarat ^^ 

Nah sekarang kita masuk ke intinya, jadi syarat shalat itu ada sembilan, yakni sebagai berikut. 

1. ISLAM 

Yap, orang syarat sahnya shalat itu bahwa yang shalat harus orang Islam. Dan lawannya adalah orang kafir. Amalan orang kafir itu sudah pasti ditolak, meskipun dia beramal, apapun bentuknya. Ini berdasarkan firman Allah Ta'ala : 

"Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka itu kekal didalam Neraka." (QS. At-Taubah: 17)

Demikian juga dengan firman-Nya : 

Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan." (QS. Al-Furqon:23)

2. BERAKAL 

Lawannya adalah gila (tidak waras). Oramg gila tidak dibebani syari'at hingga dia waras. Hal itu didasarkan pada hadits 'Ali binAbu Thalib -rhadiyallahu'anhu-, dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: 

"Yang terbebas daru hukum itu ada tiga golongan: orang yang tidak waras yang hilang akalnya hingga waras kembali, orang yang tidur hingga dia bangun, dan anak (kecil) hingga dia bermimpi." [3] 

3. MUMAYYIZ 

Lawannya adalah anak kecil. Batasannya adalah tujuh tahun, kemudian diperintahkan untuk mengerjakan shalat. Hal itu didasarkan pada hadits 'Abdullah bin 'Amr -radiyallahu'anhu- dan Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam: "Bahwasannya beliau telah bersabda: 
'Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berumur tujuh tahun, pukullah mereka (karena enggan mengerjakan shalat) pada saat mereka berusia sepuluh tahun, dan pisahkanlah mereka dalam tempat tidur mereka.'" [4] 

Ketiga syarat diatas berlaku untuk setiap ibadah kecuali zakat, karena zakat juga diambil dari harta orang yang tidak waras dan juga anak kecil. Demikianlah halnya dengan ibadah haji, yang sah bila dikerjakan dengan anak kecil. [5]

4. DALAM KEADAAN SUCI 

Wudhu untuk menghilangkan hadats kecil, sedangkan mandi junub untuk menghulangkan hadats besar. Hal ini didasarkan pada firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 6: 

"Hai orang-orang beriman, apabila kalian hendak mengerjakan shalat maka basuhlah muka kalian dan tangan kalian sampai dengan siku, dan sapulah kepala kalian dan (basuh) kaki kalian sampai dengan kedua mata kaki. Dan jika kalian junub maka mandilah, dan jika kalian sakit atau dalam perjalanan kembali dari tempat buang air (kakus) aau menyentuh perempuan, lalu kajian tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih): sapulah muka kalian dan tangan kalian dengan tanah itu, Allah tidak hendak menyulitkan kalian, tetapi Dia hendak membersihkan kalian dan menyempurnakan nikmat-Nya bagi kalian, supaya kalian bersyukur. (QS. Al-Maa-idah: 6) 

Juga didasarkan pada hadits Abu Hurairah -rhadiyallahu'anhu- dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda : 
"Tidak akan diterima shalat orang yang berhadats hingga dia berwudhu." [6] 

Juga pada hadits 'Abdullah bin 'Umar radhyallahu'anhu yang di-marfu'-kannya: 
"Tidak akan diterima suatu shalat tanpa bersuci dan tidak juga shadaqah dari harta ghulul (harta rampasan perang yang diambil dengan sembunyi-sembunyi) [7] 

Serta pada hadits 'Ali radhiyallahu'anhu dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam, bahwasannya beliau bersabda: 
"Kunci shalat itu bersuci. Yang mengharamkan (perbuatan diluar shalat) adalah takbir dan yang menghalalkannya adalah salam. [8]  

5. TERBEBAS DARI NAJIS 

Mengenai penghilangan najis dari badan, banyak hadits-hadits tentang istinja' (bersuci dengan air), istijmar (bersuci dengan benda-benda padat seperti batu dan lain sebagainya), dan mencuci air madzi yang menunjukan keharusan bersuci dari najis. Istinja', istijmar dan mencuci air madzi dari badan merupakan upaya penyucian badan yang terkena najis. Diantar hadits-hadits tersebut adalah hadits Anas radhiyallahu'anhu, di berkata" "Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah masuk tempat buang air (WC) lalu aku dan anak yang sebaya denganku membawa seember air dan sebuah tongkat kecil untuknya, selanjutnya beliau bersuci dengan air." (Muttafaqun'alaih) 

Demikian juga hadits Ibnu 'Abbas radhiyallahu'anhu dia berkata: "Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah berjalan melewati dua kuburan lalu beliau bersabda: 'Sesungguhnya kedua oenghuni kubur ini tengan disiksa. Mereka tidak disiksa karena dosa besar, melainkan karena salah seorang diantara keduanya tidak membersihkan diri dari kencing, sedangkan yang satu lagi karena suka mengadu domba.'" (Muttafaqun'alaih)

Sedangkan menghilangkan najis dari pakaian didasarkan pada hadits Asma' radiyallahu'anha, dia berkata : "Ada seorang wanita mendatangi Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam seraya bertanya: 'Bagaimana menurut pendapatmu jika salah seorang di antara kami haidh dan darahnya mengenai pakaian, apa yang harus dilakukannya?' Beliau menjawab: 'Hendaklah dia mengeruknya (megerik) kemudian memercikinya dengan air dan menyiramnya untuk selanjutnya shalat dengan mengenakan pakaian tersebut. (Muttafaqun'alaih)

Berdasarkan pada hadits-hadits tentang mencuci air kecing bayi peremouan dan memerciki kencing bayi laki-laki yang belum makan (makan selain susu ibu)

Dari 'Ali radhiyallahu'anhu yang diriwayatkan secara marfu':
"Bekas kencing bayi laki-laki itu diperciki dengan air, sedangkan bekas kencing bayi perempuan itu dicuci." (HR. Ahmad)

"Yang demikian itu selama keduanya belum memakan makanan kecuali ASI. Jika dia sudah mengkonsumsi makanan, kedua-duanya harus dicuci." (Abu Daud dan at-Tirmidzi)

Adapun mengenai penghilangan najis dari tempat shalat, terdapat pada hadits Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, dia bercerita: "Ada seorang badui berdiri lalu kecing di masjid, kemudian para sahabat pun mnyerangngnya sehingga Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada mereka: 'Biarkan saja dia, Siramlah air kencing itu dnegan satu ember air atau satu gayung air karena sesungguhnya kalian diutus untuk meberi kemudahan dan tidak diutus untuk memberi kesulitan." (Muttafaqun'alaih)

5. MENUTUP AURAT JIKA MAMPU 

Para ulama sepakat untuk membatalkan shalat orang yang telanjang, sedangkan dia mampu menutupi auratnya [9]. Batas aurat laki-laki itu dari pusar sampai lutut. Sedangkan seluruh anggota tubuh wanita aurat kecuali wajahnya dalam shalat. Ini berdasarkan firman Allah Ta'ala:

"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS.Al-A'raf:31)

Juga berdasarkan hadits 'Aisyah radiyallahu'anha, dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda:
"Allah tidak menerima shalat wanita yang sudah haidh (baligh) kecuali dengan penutup kepala." (HR. Abu Daud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah)

Dari Ummu Salamah radhiyallahu'anha : "Bahwasannya dia pernah bertanya kepada Nabi: 'Apakah seorang wanita itu boleh shalat dengan mengenakan baju panjang dan penutup kepala tanpa mengenakan kain sarung?' Beliah menjawab: 'Boleh, jika baju itu luas yang bisa menutupi bagian atas telapak kakinya'" (HR. Abu Dawud)

Imam 'Abdul 'Aziz bin 'Abdullah bin Baaz rahimahullah: "Yang wajib bagi seorang wanita merdeka lagi mukallaf adalah menutupi seluruh badannya pada waktu shalat kecuali wajah dan kedua telapak tangan karena selain kedua anggota tubuh diatas adalah aurat. Jika dia mengerjakan shalat lalu ada bagian dari auratnya yang terlihat, misalnya betis, lutut, kepala, atau sebagiandarinya, shalatnya tidak sah." [10]

Saya (penulis) pernah mendengar beliau beberapa kali berbicara tentang hukum menutup kedua telapak tangan dalam shalat: "Yang lebih baik bagi seorang wanita adalah menutup kedua telapak tangannya pada waktu shalat dalam rangka keluar dari perbedaan pendapat yang ada. Seandainya tidak menutupnya pun, shalatnya tetap sah."

7. MASUK WAKTU SHALAT 
8. MENGHADAP KIBLAT 
9. NIAT 
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
[1] Kitab al-Fawaa-idul Jaliyyah fil Mabaahitsil, Imam 'Abdul 'Aziz bin 'Abdullah bin Baaz, hlm. 12
[2] Kitab asy-Syarhul Mumti' 'alaa Zaadil Mustaqni' Ibny 'Utsaimin (II/85) 
[3] Abu Dawud, Kitab "Hudud," Bab "Fil Majnuni Yasriqu ay Yushibu Haddan" no. 4401 dan 4402. Ibnu Majah, Kitab "Thalaq," Bab "Thalaqil Ma'tuh wash Shagiri wan Naa'im," no. 2041 dan 2042. At-Tirmidzi, Kitab "Hudud," Bab "Maa Jaa-a Fiiman laa Yajibu 'Alaihil Hadd," no. 1423. DInilai shahih oleh al-Albani di dalam kitab Irwaa-ul Ghaliil (II/4), dari hadits 'Aisyah, 'Ali dan Abu Qatadah -radiyallahu'anhumaa- 
[4] Abu Dawud, no 495. Ahmad (I/180). 
[5] Kitab asy-Syarhul Mumti' 'alaa Zaadil Mustaqni' Ibny 'Utsaimin (II/87)
[6] Muttafaqun/alaih : al-Bukhari, Kitab "al-Wudhu'u, Bab "Maa Jaa-a fil Wudhu'" no. 135. Dan Muslim, Kitab "ath-Thahaarah," Bab "Wujuubuth Thahaarati lish Shalaah," no. 225 
[7] Sahaih Muslim., Kitab "ath--Thahaarah"Bab "Wujuubuth Thahaarati lish Shalaah," no. 224
[8] Abu Dawud, Kitab "ath--Thahaarah" Bab "Fardhu Wudhuu;" no. 61 
[9] Lihat Kitab Fataawaa Ibni Taimiyyah (XXII/116)
[10] Majmuu'ul Fataawa wa Maqaalaat Mutanawwi'ah (X/409)

Rabu, 07 Januari 2015

Pak, Mah, aku ingin bercadar..


Bapak, Mamah teteh pengen bercadar…

Mah pak, semakin teteh mempelajari islam, rasanya semakin ingin menjalankan islam secara kaffah (sempurna). Semakin tahu hakikat dunia yang fana dan akhirat yang kekal. Ingin pulang ke tempat yang kekal nanti dengan bekal amal yang baik sehingga menjadi orang-orang yang beruntung yang ditempatkan Allah di Surga. Tentu semua itu didapat hanya dengan ketaatan kepada-Nya.
Mah, pak dari semenjak teteh belum hijrah, saat teteh masih jahil (bodoh) dengan agama islam ini teteh sudah menaruh simpatik yang besar kepada orang-orang bercadar.. pikir teteh dulu “dia (orang bercadar) mampu taat saat orang lain banyak yang maksiat” walaupun dulu teteh belum berkerudung, anggapan teteh kepada orang yang bercadar itu positif.

Perlu mamah dan bapak tahu, ngga ada satu orang pun yang mempengaruhi teteh untuk memakai cadar, ngga ada seorang pun yang nyuruh teteh buat pake cadar, ngga ada satu orang pun yang memaksa teteh buat pakai cadar. Keinginan bercadar timbul dari diri sendiri, dari lubuk hati yang paling dalam.. disekeliling teteh, yang teteh lihat orang-orang yang bercadar itu memiliki akhlak yang sangat baik, teteh banyak belajar dari mereka, mereka begitu menjaga akhlak, sikap, sopan-santun dan muamalah yang baik.. pengen rasanya kaya mereka yang memiliki akhlak yang baik.
Pengen teteh menjalankan syariat ini dengan sempurna, sambil juga terus memperbaiki akhlak. Karena pikir teteh udah cadaran masa akhlaknya jelek?

Mah, pak, cadar itu syariat islam, bukan sesuatu hal yang memalukan, bukan suatu hal yang menakutkan atau menyeramkan, bukan ciri teroris, bukan ciri aliran sesat, bukan…. Ini syariat yang ada dalilnya.. mengenai dalilnya nanti akan teteh lampirkan..

Mah, pak, dengan memakai cadar entah kenapa teteh tenang.. karena teteh merasa telah menutup pintu fitnah bagi laki-laki.. karena wanita adalah fitnah paling berbahaya bagi laki-laki. seperti yang rasulullah sabdakan “tidaklah aku tinggalkan setelahku suatu fitnah yang lebih berbahaya teradap laki-laki daripada fitnah perempuan” (HR. Bukhori dan Muslim) teteh rasa mamah dan bapak tahu betapa besar kerusakan yang terjadi akibat seorang wanita yang tidak menjaga auratnya, ya kan??

Dengan cadar teteh merasa lebih terjaga mah, pak.. tidak ada godaan nakal dari laki-laki pinggir jalan dan dari sembarang laki-laki dan syaitan sangat tidak menyukai wanita bercadar… sebagaimana sabda nabi :“perempuan itu aurat, kalau dia pergi keluar, maka syaithan akan menghias-hiasiny.”

Mah pak, muslimah bercadar berarti telah membantu para lelaki menjaga pandangan dan menjaga hati dan tidak membuat mereka tergoda. Juga melindungi wanita dari penjahat atau pun para perayu.
Teteh ingin menjalankan syariat ini sebagai bentuk ketakwaan kepada Allah.. mungkin bapak sama mamah khawatir masa depan teteh ya? Nanti cari kerjanya susah? Susah dapet rezeki? Coba dosimak ayat ini…

Dan mereka berkata: “Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak- anak (daripada kamu) dan Kami sekali-kali tidak akan diazab. Katakanlah: “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (bagi siapa yang dikehendaki-Nya). Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikit pun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang Tinggi (dalam syurga) (QS Saba’:35-37)
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath Tholaq: 2-3)

Dan bahwasanya jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezki yang banyak).” (QS. Al Jin: 16)

Cukuplah ayat-ayat itu menguatkan teteh, bahwa janji Allah itu benar.. jika kita bertakwa kepada Allah dan berada dijalan yang lurus Allah akan memberikan jalan keluar rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka..
Kalau mamah dan bapak takut dengan celaan orang-orang, bahwa anaknya bercadar dan orang-orang jadi menggunjing karena disawangan belum pantes cadaran dan lain-lain maka teteh akan berhujjah dengan firman Allah ini mah pak

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” [QS.al-An'am/6: 116]
Dan ini perkataan para ulama
Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata:

“Kamu jangan merasa rendah diri karena menempuh jalan yang benar walaupun sedikit orang yang menempuhnya, dan kamu jangan tertipu dengan yang bathil walaupun banyak orang yang mengamalkannya.”[Minhajul Taksis wat Taqdis fi Kasfi Syubuhat, Dawud bin Jarjis: 1/84]

Jika memang nanti banyak cobaan yang hadir setelah teteh menjalankan syariat ini maka teteh katakan cobaan dan ujian ketika kita hendak melakukan kebaikan akan selalu ada, bahkan itu pula yang menjadi sunatullah karena orang-orang beriman tidak akan dibiarkan begitu saja berkata, “kami beriman” tanpa ada ujian setelah itu. Seperti firman Allah..

Alif laaf miim,[1].

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?[2].

Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta,[3].

Ataukah orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput dari (azab) Kami ? Amatlah buruk apa yang mereka tetapkan itu,[4].

Barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dan Dia-lah yang Maha Mendegar lagi Maha Mengetahui,[5].

Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri.Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta,[6].

Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan,[7] 

Surat al-'Ankabuut: 1-7

Kita pun perlu tahu dan ingat bahwa setan akan selalu mengajak pada keburukan. Dan setan mengetahui dari sisi mana ia bisa melemahkan kita.

Bapak, Mamah, teteh memohon ridhomu untuk bisa menjalankan syariat islam ini secara sempurna.. sambil terus teteh memperbaiki akhlak.. agar menjadi anakmu yang shalihah yang bisa menjadi syafaat untuk mamah dan bapak kelak di hari  yang penuh ketakutan..yaumil akhir…

Umur manusia tidak ada yang tahu, setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati, seandainya bapak dan mamah tahu kapan nyawa teteh diambil, pasti akan mengizinkan teteh untuk menjalankan apa yang teteh inginkan yakni mengenakan cadar sebelum teteh meninggalkan dunia ini, tapi sayangnya kita tidak tahu kapan umur kita…

Jumat, 02 Januari 2015

Do'a Senjata Orang Mukmin [1]

Tabligh Akbar. 
Ustadz : Yazid bin Abdul Qadir Jawaz -hafidzhaullahu- 
Tema : Do'a dan Dzikir sebagai senjata orang mukmin dan ibadah yang paling dicintai oleh Allah 
Lokasi : Masjid Nurul Iman Kementrian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan 
Disandur dari buku Do'a dan Wirid ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawaz 

Seperti biasa Ustadz Yazid dalam muqaddimahnya sebelum menyampaikan suatu materi kajian, beliau selalu mengingatkan kita akan pentingnya bersyukur dan pentingnya menuntut ilmu syar'i, saya senang sekali menghadiri/mendengarkan ceramah beliau karena begitu tegas. kadang membuat hati merasa bergetar dengan ketegasannya itu, seperti tertampar dan tersadarkan. 

Beliau selalu menasihati kami akan pentingnya menuntut ilmu syari dan adab-adab dalam menuntut ilmu, kadang beliau secara tegas menegur langsung jamaah yang tertidur dan memfoto beliau saat kajian. namun sesekali beliau juga bercanda.. ya Allah rahmatilah beliau di dunia dan akhirat :') aku sangat menghormatinya walau beliau tidak pernah mengenalku.. 

Tulisan ini mungkin tidak sempurna karena keterbatasanku mencatat segala ilmu yang keluar dari lisan beliau, beliau berbicara cepat dan aku memiliki keterbatasan mencatat dengan pena dan kertasku, yaa kadang aku ketinggalan.. tapi yang sedikit ini semoga bermanfaat untuk pembaca sekalian.. ini adalah hasil catatanku dikajian beliau dengan sedikit penambahan dariku agar lebih mudah dipahami. 

Dalam muqaddimahnya beliau menyampaikan bahwa menuntut ilmu itu nikmat dari Allah, hidayah dari Allah karena kita tidak mungkin mau datang kemajelis ilmu tanpa adanya hidayah dan taufik dari Allah. Orang yang menuntut ilmu syar'i akan masuk surga. beliau mewasiatkan kepada kami untuk selalu mencatat ilmu seperti perkataan ulama salaf 'ikatlah ilmu dengan mencatatnya', beliau menegaskan jangan tidur di majlis ilmu, ini bukan tempat untuk tidur, disini malaikat hadir menaungi kita dan malaikat mengepakan sayapnya untuk menaungi orang yang menuntut ilmu. Kemudian beliau menegaskan untuk kita bahwa kita wajib bersyukur kepada Allah dan usaha terus untuk selalu bersyukur. karenanya Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada Mu'adz bin Jabal

أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لاَ تَدَعَنَّ فِى دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ تَقُولُ اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Aku wasiatkan padamu wahai Mu’adz. Janganlah engkau tinggalkan untuk berdo’a setiap dubur shalat (akhir shalat) : Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik. [Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir pada-Mu, bersyukur pada-Mu, dan memperbagus ibadah pada-Mu].” (HR. Abu Daud no. 1522. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih)
begitu muqaddimah beliau yang tentunya masih lebih panjang dari ini, namun hanya sebatas ini kemampuanku mencatatnya. kita masuk ke materi yah.. 
Do'a dan dzikir adalah ibadah kepada Allah yang paling mulia. 
Kata Ibnu Qayyim doa adalah meminta apa yang bermanfaat bagi orang yang berdoa dan meminta dihilangkan apa yang membahayakannya. 
Doa dalam Al-Quran bermakna ibadah, istighosah, panggilan, pujian. 
Doa dibagi menjadi dua macam yakni: 
  1. Doa ibadah 
  2. Doa masalah
Doa ibadah mencakup semua ibadah ketaatan mendekatkan diri kepada Allah. Contohnya shalat, puasa dan lain-lain. 
Doa masalah seperti yang dijelaskan Ibnu Qayyim diatas.
Dua-duanya saling terkandung dan berkaitan dan hal ini panjang dibahas oleh ulama. 
Sedangkan Dzikir adalah mengingat Allah.

KEUTAMAAN DOA 
Pertama, kita diperintahkan untuk berdo'a seperti yang di firmankan Allah dalam surat Al-Mu'min ayat 60 
"Dan Rabb-mu berfirman: 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah (berdo'a) kepada-Ku akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (Al-Mu'min:60) 
dari ayat ini kita diperintahkan Allah untuk berdoa kepada Allah, bahkan kalau kita menyombongkan diri dan tidak mau berdoa kepada Allah, Allah akan memasukan kita kedalam Neraka Jahannam, nas alullah salaamatan wal afiyah.. 
Kedua, Allah berjanji mengabulkan doa orang yang berdoa. Seperti yang Allah tegaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 186 
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepada-mu tentang Aku, maka (jawablah) bahwa aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila dia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (Al-Baqarah; 186) 
Lihatlah dalam ayat tersebut Allah BERJANJI akan mengabulkan doa orang-orang yang memohon kepada-Nya, ingatlah sahabat bahwa janji Allah itu benar ;") dalam ayat ini juga Allah menegaskan agar kita selalu memenuhi segala perintah Allah ;") dan beriman kepada-Nya agar kita selalu berada dalam kebenaran dan tidak tersesat kawan :') 
Ketiga, doa adalah seutama-utama ibadah. Seperti yang disabdakan Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam :
"Doa adalah ibadah Rabb kalian berfirman: "Berdo'alah kepada-Ku, niscaya Aku akan memperkenankan untuk kalian." (QS. Al-Mu'min:60)[1]
Sebelumnya aku bingung, di Al-Quranku gak ada surat Al-Mu'min pas searching-searching cari tahu ternyata surat Al-Mu'min dan surat Ghafir sama yaa hehe ada di surat ke-40 dalam Al-Quran. 
Rasulullah juga bersabda "Seutama-utama ibadah adalah do'a" (HR Hakim, sahih) 
Tidak ada sesuatu yang paling mulia disisi Allah selain do'a maka kita jangan berhenti berdo'a. Allah paling senang jika hamba-Nya berdo'a dan Allah marah dan murka kepada orang yang tidak berdoa. 
Rasulullah juga bersabda "Do'a itu bermanfaat terhadap apa yang sudah menimpa atau yang belum menimpa. Oleh karena itu wahai sekalian hamba Allah, hendaklah kalian berdo'a."[2]
Beliau juga bersabda "Sesungguhnya Rabb kalian Yang Mahasuci lagi Mahatinggi itu Mahamalu lagi Mahamulia, Dia malu terhadap hamba-Nya jika dia mengangkat kedua tangannya kepadanya kepada-Nya untuk mengembalikan keduanya dalam keadaan kososng (tidak dikabulkan)" [3] 
Allah berjanji akan mengabulkan doa asal syarat-syaratnya dipenuhi, nanti akan di bahas. 
Nah sekarang, masalah pengabulan do'a.. Mungkin kamu sudah berdoa kepada Allah tapi belum dikabulkan, atau ada yang langsung dikabulkan? berikut penjelasan tentang pengabulan do'a. 
Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam bersabda : 
"Tidaklah seorang muslim berdo'a kepada Allah yang didalamnya tidak mengandung dosa dan pemutusan silaturahmi, melainkan Allah akan memberikan kepadanya salah satu dari tiga kemungkinan; (yaitu) dikabulkan segera do'anya itu, atau Dia akan menyimpan bagiannya diakhirat kelak, atau Dia akan menghindarkan darinya keburukan yang semisalnya." Maka para Sahabat pun berkata: "Kalau begitu kita memperbanyaknya" Beliau bersabda: "Allah lebih banyak (memberikan pahala)." [4] 
Nah itu dalilnya kawan, jadi doa kepada Allah tidak sia-sia sama sekali, bisa dilihar dari 3 point hadits tersebut tentang terkabulnya doa yakni.. 
  1. Segera Allah dikabulkan
  2. Allah menyimpannya diakhirat untuk dia 
  3. Allah akan menjauhkan kita dari keburukan yang semisal atau dari berbagai macam malapetaka.
Lalu bagaimana kalau do'a belum dikabulkan bertahun-tahun? ya kita wajib sabar. Kadang ada orang yang doanya baru dikabulkan ketika sudah tua atau menjelang akhir hayatnya. Contohnya Nabi Ibrohim yang istrinya mandul dan Nabi Dzakariya yang sudah tua namun belum juga dikaruniai anak. Lihatlah doa mereka dikabulkan diumur yang tua. Ini mengajarkan aku untuk jangan pernah lelah meminta kepada Allah dan jika belum dikabulkan maka tidak berburuk sangka kepada Allah. Tapi ingat, do'a nya yang tidak mengandung dosa dan pemutusan silaturahmi ya sahabat ^^

bersambung yah... nanti kita bahas keutamaan dzikir dan lainnya... soalnya tuliannya masih panjaaaanggg banget.. ngga enak juga kalo kepanjangan, jadi dibuat perpoint aja yaaa..
semoga bermanfaat ^^ 
Ditulis oleh : Muthiara Maharani Azis 
Jumat,2 Januari 2015 
------------------------------------------------------------------------
[1] HR. Abu Dawud no. 1497, at-Tirmidzi no 3247, Ibnu Majah no. 3828. Lihat Shahiih Ibni Majah II/324
[2] HR. At-Tirmidzi no. 3548 dan al-Hakim I/493 dari 'Abdullah bin 'Umar
[3] HR Abu-Dawud np 1488, at-Tirmidzi np. 3556, Ibnu Majah no. 3865. Dan Ibnu Hajar mengemukakan bahwa sanad hadit tersebut jayyid. Lihat Shahiih at-Tirmidzi III/179 
[4] HR Ahmad III/18, al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 710, al-Hakim I/493 dari Abu Sa'di al-Khudri, disahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahiih al-Adabil Mufrad no. 547.