Aku masih terjaga di ruang tunggu rumah sakit di depan ruang ICU, menjaga kakek tercinta yang kata dokter kondisinya belum menunjukan kemajuan yang signifikan sejak kemarin. Alias belum ada perubahan. Lemas mendengarnya. Dokter mengisyaratkan agar kami terus berdoa. Iya memang hanya itu satu-satunya hal yang bisa kami lakukan setelah segala ikhtiar terbaik yang bisa kami lakukan untuk ayah dari segi pengobatan dan finansial. Walau aku pribadi belum bisa bantu dari segi finansial yang tergolong sangat besar itu namun setidaknya doaku tiada putus untuk ayah..
Iya, doa.. Kita sangat membutuhkan itu.
“Apabila kalian mendatangi orang sakit atau orang yang meninggal dunia, hendaklah kalian mengucapkan kata-kata yang baik (mendoakannya), karena sungguh malaikat akan mengamini doa yang kalian ucapkan.” (HR Muslim)
Jangan pernah remehkan kekuatan doa karena doa adalah senjata orang mukmin, lihatlah bagaimana doa nabi Ayyub Alaihis salam ketika sedang diuji oleh Allah dengan penyakit:
“Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Rabbnya: ‘(Ya Rabbku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Rabb Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang’. Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.” (Al-Anbiya`: 83-84)
Lihatlah dalam ayat di atas, bagaimana Allah mengabulkan doa nabi Ayyub yang ditimpa penyakit dengan melenyapkan penyakit yang ada pada nabi Ayyub.
Nabi Ayyub alaihi salaam diuji oleh Allah selama 18 tahun dengan penyakit.
Ibnu Katsir rahimahullah menceritakan dalam tafsirnya, Nabi Ayyub diuji melalui tubuhnya. Ada yang menyebutkan berupa penyakit lepra yang menyerang seluruh tubuhnya tanpa menyisakan seujung jarumpun dari tubuhnya. Tidak ada yang selamat dari anggota tubuhnya kecuali hati dan lisannya, yang dengan keduanya beliau berdzikir mengingat Allah . Akhirnya semua orang merasa jijik dan mengasingkan beliau di tempat terpencil, jauh dari keramaian manusia.
Al-Quran itu kebenaran yang haq. Dengan melihat ayat itu seharusnya tidak ada lagi keraguan dihati kita dalam berdoa kepada Allah meminta kesembuhan untuk ayah..
Tidak hanya sesekali namun ayo berkali-kali dan selalu doakan untuk kesembuhan ayah.. karena kata Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam
“Sesungguhnya Allah ta’ala malu bila seorang hamba membentangkan kedua tangannya untuk memohon kebaikan kepada-Nya, lalu Ia mengembalikan kedua tangan hamba itu dalam keadaan hampa/gagal.” (HR. Ahmad (5/438), dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 1757)
Dan jika Allah belum kabulkan doa-doa kita jangan kita berputus asa dalam berdoa, karena tidak ada ruginya dalam berdoa kepada Allah, karena
Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda:
“Tidak ada seorang muslim pun yang berdoa kepada Allah Ta’ala dengan satu doa yang tidak ada di dalamnya dosa dan pemutusan silaturahmi, kecuali Allah memberikan kepadanya dengan doa tersebut salah satu dari tiga perkara: Bisa jadi permintaannya disegerakan, bisa jadi permintaannya itu disimpan untuknya di akhirat nanti, dan bisa jadi dipalingkan/dihindarkan kejelekan darinya yang sebanding dengan permintaannya.”
Lihatlah tiga perkara tersebut, tidak ada ruginya bagi kita dalam berdoa kepada Allah.
Kita berdoa kepada Allah untuk kesembuhan ayah, kesabaran ayah menghadapi penyakitnya, diringankan rasa sakit yang Allah rasakan, diberikan rezeki untuk pengobatan ayah, diberikan kesabaran bagi keluarga yang menjaga dan berikhtiar untuk kesembuhan ayah, dan lain-lain..
Teruslah berdoa karena Allah pasti akan mengabulkan.. lihatlah firman Allah berikut ini:
“Dan Rabbmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (Al Mukmin: 60).
Allah memperkenankan doa kita melalui 3 perkara yang telah disebutkan dalam hadits sebelumnya.
Agar doa-doa kita segera Allah kabulkan, kita harus manfaatkan waktu mustajab ini. di waktu-waktu ini in syaa Allah doa akan segera dikabulkan oleh Allah. Yakni pada:
1. Sepetiga malam terakhir. Karena Rasulullah bersabda
“Allah turun ke langit dunia setiap malam, ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Allah berfirman, ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, Aku kabulkan, siapa yang meminta, akan Aku beri, dan siapa yang memohon ampunan pasti Aku ampuni’.” (HR. Muslim)
2. ketika perang, turun hujan, ketika sujud, antara adzan dan iqamah, atau ketika puasa menjelang berbuka, setelah ashar.
Abu Hurairah radhiallahu’anhu mengatakan, “Sesungguhnya pintu-pintu langit terbuka ketika jihad fi sabillillah sedang berkecamuk, ketika turun hujan, dan ketika iqamah shalat wajib. Manfaatkanlah untuk berdoa ketika itu.” (Syarhus Sunnah al-Baghawi, 1: 327)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Doa antara adzan dan iqamah tidak tertolak.” (HR. Abu Daud, Nasa’i, dan Tirmidzi)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Keadaan terdekat antara hamba dengan Tuhannya adalah ketika sujud. Maka perbanyaklah berdoa.” (HR. Muslim)
Kita gunakan waktu-waktu tersebut untuk mendoakan ayah dan juga doa lainnya sesuai keinginan kita..
Kemudian hendaknya kita perhatikan adab-adab dalam berdoa berikut ini..
1. Memulai doa dengan memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Memuji Allah dengan asmaul husna.
Dalil : “Apabila kalian berdoa, hendaknya dia memulai dengan memuji dan mengagungkan Allah, kemudian bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian berdoalah sesuai kehendaknya.” (HR. Ahmad, Abu Daud dan dishahihkan Al-Albani)
2. Mengulang-ulang doa dan merengek-rengek dalam berdoa.
Dalil : Ibn Mas’ud mengatakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila beliau berdoa, beliau mengulangi tiga kali. Dan apabila beliau meminta kepada Allah, beliau mengulangi tiga kali. (HR. Muslim)
3. Tidak tergesa-gesa agar segera dikabulkan, dan menghindari perasaan: mengapa doaku tidak dikabulkan atau kalihatannya Allah tidak akan mengabulkan doaku.
Dalil : “Akan dikabulkan (doa) kalian selama tidak tergesa-gesa. Dia mengatakan, ‘Saya telah berdoa, namun belum saja dikabulkan‘.” (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Memantapkan hati dalam berdoa dan berkeyakinan untuk dikabulkan
Dalil : “Janganlah kalian ketika berdoa dengan mengatakan, ‘Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau mau. Ya Allah, rahmatilah aku, jika Engkau mau’. Hendaknya dia mantapkan keinginannya, karena tidak ada yang memaksa Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
5. Khusyu’, Merendahkan Hati, dan Penuh Harap
Dalil : “Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoakepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya’: 90)
6. Dengan suara lirih dan tidak dikeraskan
Dalil : “Janganlah kalian mengeraskan doa kalian dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu.” (QS. Al-Isra: 110)
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-A’raf: 55)
7. Menghadap kiblat.
--
Orang yang menjenguk orang sakit disunnahkan merukyah orang yang sakit, sebagaimana yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Terlebih lagi jika yang menjenguk itu orang yang bertakwa dan orang yang shalih, karena rukyah mereka sangat bermanfaat disebabkan keshalihan dan ketakwaan mereka.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bila ada anggota keluarganya yang menderita sakit beliau meniupnya (merukyahnya) dengan membaca Al Mu’awwidzat.”
(Diriwayatkan oleh Al Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Malik). Al Hafiz Ibnu Hajar berkata, “Yang dimaksud dengan Al Mu’awwidzat adalah dua surat (Al Falaq dan An Nas) serta Al Ikhlas”.
Dan hal ini telah terbukti, ayah senang ketika dibacakan al-Quran..
--
Sebaiknya kita memilih doa yang paling lengkap dan bersemangat menggunakan doa-doa yang datang dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena sesungguhnya doa-doa tersebut adalah doa-doa yang penuh berkah dan mengumpulkan seluruh kebaikan serta terpelihara dari kesalahan dan kekeliruan, seperti mengucapkan;
اللَّهُمَّ اشْفِ فُلَانًا،
“Ya Allah, sembuhkanlah si Fulan..”
Atau mengucapkan,
طَهُوْرٌ إِنْشَاءَ الله،
“Pembersih dosa, insya Allah.”
Atau mengucapkan:
أَسْئَلُ اللهَ الْعَظِيْمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ أَنْ يَشْفِيَكَ،
“Aku memohon kepada Allah, Pemilik ‘Arsy yang besar untuk menyembuhkannmu.”
Atau mengucapkan,
أللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ، أَذْهِبِ الْبَأْسَ، وَشْفِهِ أَنْتَ الشَّافِيْ، لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَماً،
“Ya Allah Rabb sekalian manusia, hilangkanlah penyakit, sembuhkanlah dia, Engkaulah Dzat Yang Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak menyisakan penyakit.”
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang membacanya, dan dapat kita amalkan. Agar doa kita semakin berkualitas dan cepat dikabulkan oleh Allah in syaa Allah..
6 Desember
00.43
Ruang tunggu ICU..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar