Senin, 06 Oktober 2014

Jangan Banyak Berharap, Bisa Jadi Bukan Jodoh!



Mungkin bagi sebagian wanita judul ini agak mengerikan ya hehehe tapi disini saya mau bercerita masalah judul tersebut.

Allah itu memang Maha Membolak-balikan hati manusia, percaya kaaan?? Ya harus percaya dong… hati manusia kan milik Allah.. jangankan membolak balikan hati manusia, menghidupkan yang mati aja bisa! Gak ada yang gak mungkin bagi Allah, termasuk soal jodoh eaaaa heheheh

Kamu pasti sering denger ini “manusia hanya berencana, yang menentukan kan Allah” ya kan? Heheeh udah ah intermezzo nya langsung cerita aja.. udah gak sabar yaaaa soalnya yang berbau jodoh itu agak-agak sensitive gimanaaa gituuuu… heheh

Oke dalam cerita ini saya akan menggunakan nama samaran, maksudnya nama pelaku dalam cerita ini saya samarkan, saya ambil ceritanya aja dan mudah-mudahan bisa jadi ibroh (pelajaran) buat kita semua khususnya saya..

Ini cerita pertama. Untuk pemeran pertama dalam cerita ini kita panggil saja dia dengan panggilan si Akhwat.

Jadi Akhwat ini sedang merasakan suatu hal yang sangat menguras otaknya untuk berfikir. Masih belum percaya dengan apa yang baru saja dialaminya. Mengalami apa? Hehehe jadi ada seorang ikhwan yang mau melamarnya dekat-dekat ini sekitar 1 bulan lagi si ikhwan bersama orang tuanya itu mau kerumahnya untuk bertemu orang tua si Akhwat ini. Mereka sudah lumayan lama berkomitmen, sudah hampir 2 tahun saling menunggu dan mencintai dalam diam, saling menjaga perasaaan dari orang ketiga, dan saling menunggu waktu ‘indah’ itu.. mereka tidak memilih jalan pacaran karena mereka tahu itu dosa. Si Akhwat ini selama 2 tahun itu sibuk memperbaiki dirinya dengan menuntut ilmu syari sebagai bekal persiapan rumah tangganya kelak dan persiapan akhiratnya tentunya, sekian lama menuntut ilmu agama si Akhwat ini semakin membatasi dirinya dari laki-laki termasuk kepada si calonnya ini, kenapa? Karena sudah semakin tahu ilmunya. Dia mikirnya “kan yang dijalani itu perintah Allah jadi gak akan mungkin merugi” sampai benar-benar ngga berhubungan lagi dengan calonnya. Ya sebelumnya juga ngga sih, paling cuma kalo ada hal-hal penting aja, tapi kali ini Akhwat benar-benar membatasi dirinya dari laki-laki manapun sampai-sampai menghapus pertemanan dengan semua laki-laki ajnabi (bukan mahram) di BBMnya. Akhwat melakukan ini agar hatinya lebih terjaga dari fitnah laki-laki. Itu sih singkat ceritanya.. sebenernya gak sesingkat ini tapi yaudahlah cape juga ngetiknya haha

Nah sampailah pada suatu malam, setelah sekian lama tidak ada komunikasi tiba-tiba si ikhwan ini SMS dan bilang bahwa orang tuanya mau datang ke rumah si Akhwat untuk menemui orang tuanya si Akhwat, akhirnya si Akhwat membalas pesannya dan terjadilah chatting. Chattingnya membahas masalah kedepannya mau gimana, karena setelah sekian lama si akhwat ini memang jadi berpikiran untuk menunda nikahnya karena ada suatu target yang harus ia capai, ia sedang mengumpulkan uang untuk menaikan bapaknya umrah, kalau dia menikah dia khawatir cita-citanya itu terhambat karena uangnya untuk rumah tangganya dan ia ingin menyelesaikan studinya dulu yang tinggal 1,5 tahun lagi tapi satu sisi pun si akhwat ini juga ingin menikah cepat karena ia juga mencintai si calonnya itu, sampai akhirnya terjadi dilema yang lumayan menguras pikiran si akhwat ini. karena dilemma ini si akhwat minta untuk shalat istikharah dulu dan meminta biodata si ikhwan untuk lebih meyakinkan hatinya agar bisa menikah cepat, karena ada beberapa hal yang menjadi pertimbangannya, dan si akhwat ini berharap sambil ia istikharah dan menunggu biodata itu, kemudian biodatanya jadi ada sebuah jawaban dan keyakinan untuk bisa menikah cepat dengan izin Allah. Isi biodatanya ya standar biodata orang mau taarufan gitu, isinya visi-misi kedepannya gimana, kalo udah berumah tangga gimana, kriteria istri idamannya gimana, apa yang gak dia sukai dengan tujuan supaya si akhwat menjaga dirinya dari hal yang gak disukai suaminya, kalau udah punya anak gimana, sudah sejauh mana dia mempelajari agama, lalu tentang keluarganya gimana dan lain-lain, yah standar biodata taarufan kan emang gitu, dari mana lagi kita tahu tentang calon pendamping kita kalo bukan dari situ? Memang si akhwat ini sudah mengenal baik siapa calonnya, karena sudah lama kenal bahkan sebelum keduanya hijrah (menjadi lebih baik) makanya kenapa memilih proses ini daripada pacaran. Tapi karena benar-benar telah membatasi diri dari laki-laki si akhwat ini jadi kurang tahu bagaimana visi-misi calonnya itu. Makanya dia minta biodatanya. Hem awalnya si ikhwan ini menyanggupi, tapi pas si akhwat minta biodata tentang sejauh mana belajar agamanya, kajian dimana, guru ngaji siapa tiba-tiba si ikhwan menolak membuat, katanya kebanyakn dan entah kenapa bener-bener ngga mau buat. Padahal si akhwat juga tidak meminta bahwa calonnya harus sempurna, dia pasti akan menerima calonnya itu apa adanya. Tapi ya singkat cerita si ikhwan ini mundur.

Si akhwat sendiri benar-benar bingung dimana kesalahannya, dia cuma minta biodata aja tapi si ikhwan malah ngejudge si akhwat bukan seperti orang yang dia kenal karena sudah terlalu lama tidak berkomunikasi dan sudah lama kenal kenapa harus minta biodata lagi. Hem saat itu si akhwat bingung, dia berpikir tadinya si ikhwan mau kasih bikinin biodatanya tapi tiba-tiba ngga mau. Padahal apa yang diminta si akhwat ini benar-benar standar bahkan merupakan salah satu proses pengenalan sesuai syariat ya begitu. Si akhwat Cuma ingin mengenal calon pendamping hidupnya itu lebih dalam lagi melalui proses yang sesuai syariat, bukan dengan ngobrol berduaan membicarakan masa depan, toh setelah membaca biodata si ikhwan bukan berarti akan ditolak kan? 
Dan sebenarnya maunya si akhwatpun dia memberi biodata tentang si akhwat ini dengan konten yang sama untuk si ikhwan, agar sama-sama saling tahu visi-misinya dan jika ada ketidakcocokan bisa dibicarakan dari sekarang daripada saat sudah berumah tangga nanti kan? Bisa-bisa akan menimbulkan keretakan rumah tangga. Jadi niatnya mau menyatukan visi-misi dan mempersiapkan diri agar bisa menjadi apa yang calon suaminya inginkan dan mengetahui langkah yang diambil ketika sudah berumah tangga kelak jika sudah mengetahui karakter dan pola pikir masing-masing dalam menjalani rumah tangga. Cuma itu maunya si akhwat. Dan si akhwat pun akan meberitahu maunya dia gimana saat sudah berumah tangga melalui biodata itu dan setelah memberi tahu keinginannya akan bertanya apakah si calon menyanggupi atau gimana.. si akhwat hanya ingin mengenal pola pikir, karakter dan apa yang diinginkan calon pendampingnya itu, ngga lebih. Kalau masalah kasih sayang/rasa cinta maka saya katakan buat apa si akhwat mau menjalani komitmen selama hampir 2 tahun??

Tapi si ikhwan ngga mengerti maunya akhwat ini ya karena si akhwat gak kasih tahu.. akhirnya si ikhwan mundur dan si akhwat terima namun penuh kekecewaan. Yah sayang aja udah lama menunggu dan berkomitmen tapi saat meminta biodata saja si ikhwan mundur. Tapi dari sini si akhwat berkesimpulan bahwa memang tidak ada keseriusan dan perjuangan. Jika memang ingin si akhwat jadi istri si ikhwan kan apapun pasti dilakukan, tapi ini? buat biodata aja gak mau. Kan payah ya hehehe

Tapi ada satu cerita lagi yang ngga kalah menarik dan mengenaskan haha cerita diatas akan saya bandingkan dengan cerita dibawah ini.

Ceritanya hampir sama tapi ini lebih nyessss…. Yah kita samarkan saja yah namanya, anggap yang si laki-laki namanaya A yang perempuan namanya B. jadi mereka berdua udah komitmen akan menikah sudah hampir 3 tahun malah, jadi sebenernya si A ini udah nungguin si B buat dinikahin sejak 3 tahun lalu, tapi karena saat itu si B baru masuk kuliah di Universitas di Medan jurusan kedokteran maka orang tua si B belum menyetujuinya. Tapi singkat cerita si A mendatangi orang tua si B di Medan untuk meminta anaknya untuk dinikahi, akhirnya terjadi kesepakatan dan proses melobby yang panjang bahwa anaknya boleh menikah di semester 6. Waktu terus berlanjut tidak terasa 8 bulan lagi mereka bisa melangsungkan pernikahan setelah hampir 3 tahun saling menunggu dan mencintai dalam diam dan kejauhan. Karena si A ini adanya di Depok. Sampai akhirnya Agustus kemarin si A tiba-tiba SMS si B meminta menyudahi hubungannya, alias sudah tidak mampu lagi berkomitmen. Si B galau dan belum bisa terima, namu ngga lama saat masih diselimuti galau si A memberi tahu bahwa ia akan menikah bulan depan. Jlebbbbbb si B seakan sudah jatuh tertimpa tangga pula! Dan si A memberi undangan pernikahannya ke si B. ya Allah kalo itu terjadi sama saya gimana perasaan ini yaaaaa L kejam banget dahhhhh…. Jlebnya sampe ke ubun-ubun kali ya.. saya sendiri di undang ke pernikahan si A itu tapi ngga dateng heheheh…  hem sayang aja gitu udah bertahun-tahun komitmen bahkan orang tua si A udah sayang banget sama si B begitu juga sebaliknya, orang tua si B udah setuju sama si A tinggal nunggu 8 bulan lagi buat nikah ehhhhh malah si A nikah duluan dengan enaknya memutuskan hubungannya dengan si B.. kasian banget si B, pasti galau bangetttttt… hatinya pasti hancur berkeping-keping hikssss

Jadi dari 2 cerita diatas, ibrohnya adalah..

Walau kita sudah berkomitmen belum tentu dia jodoh kita, bisa dikatakan jodoh jika sudah terucap akad dari mulut calon pendamping kita. Jadi kita jangan GR mentang-mentang udah komitmen, orang tua udah dateng, udah mau lamaran dll kalau belum terucap akad ya belum bisa dipastikan dia jodoh kita. Tetap jaga hati dan pantaskan diri. Kita hanya bisa berencana tapi Allah yang berkehendak.. apa yang baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah dan apa yang buruk menurut kita belum tentu buruk menurut Allah,

“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (Al-Baqarah : 216)

Apa yang menimpa si Akhwat dan si B tadi boleh jadi itu baik menurut Allah walau mungkin merupakan mimpi buruk bagi mereka, asal mereka berada dikoridor yang benar diatas jalan yang benar, maka Allah tidak akan menyia-nyiakan mereka.  Bukankah perempuan yang baik hanya untuk laki-laki yang baik? Begitu pula sebaliknya.. tetap berbaik sangka kepada Allah, karena Allah sesuai dengan apa yang dipersangkakan hamba-Nya, jika kita terus berbaik sangka in syaa Allah, Allah akan memberikan jauh yang lebih baik dari apa yang kita pinta heheh siapa tau orang yang kita pertahankan dan kita telah menjaga diri kita demi dia itu bukan yang terbaik buat kita dan siapa tau Allah sudah menyiapkan orang lain yang lebih baik, misal ada ikhwan lulusan Universitas Madinah atau LIPIA yang tiba-tiba dateng buat ngelamar gitu hehehe gak ada yang gak mungkin bagi Allah.. asalkan kita terus bersabar dan memantaskan diri untuk mendapatkan yang terbaik itu,, bukankah Allah telah berjanji kalau kita meninggalkan sesuatu yang kita cintai karena Allah maka Allah akan memberinya dengan yang lebih baik? Hem mungkin memang berat menerimanya tapi kalau kita sabar pasti akan berbuah manis, kan di Al-Quran banyak banget dibilang bahwa Allah akan memberi balasan indah bagi orang-orang yang bersabar.

Bagi kamu para perempuan yang memiliki pengalaman yang sama dengan si akhwat dan si B, percayalah kepada Allah.. akan ada masa indah itu, dimana masa indah itu akan menutupi lukamu hari ini bahkan sampai kau lupa kalau dulu kau pernah disakiti.

Dan akan datang seseorang yang sekarang ini sedang memantaskan diri untukmu, yang sedang berjuang untuk menghalalkanmu meski kau belum tahu siapa dia.

Akan datang seseorang yang sekarang ini sedang giat menuntut ilmu syari agar kelak bisa membimbingmu menuju Surga-Nya, agar kelak bisa memperlakukanmu sesuai apa yang diajarkan Nabi Salallahu’alaihi wa Sallam, agar kelak bisa membimbing anak-anakmu menjadi anak yang shalih/ah.

Akan datang sesorang yang sekarang sedang mati-matian menjaga pandangan dan kehormatannya demi masa-masa indah dimana dia akan mempersembahkan sentuhan pertamanya hanya untukmu.

Dia akan datang langsung menemui orangtuamu dan memintamu mendampinginya seumur hidupnya di bawah naungan ilmu dan Ridha Allah..

Dia akan menghapus luka hatimu dan menjadi penyebab kebahagiaan terbesarmu.
Dia akan datang sebagai balasan akan kesabaranmu.
Dia akan datang sebagai pemenuhan janji Allah kepadamu.
Dia akan datang menjawab doa-doamu.
Dia akan datang karena prasangka baikmu kepada Allah
Dia akan datang atas kegigihanmu dalam memantaskan diri untuknya.
Dia akan datang, diwaktu yang tepat..

Sekian, semoga bermanfaat dan menginspirasi
Ditulis ba’da subuh.
6 Oktober 2014
-Muthiara MA-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar