Mungkin
bagi sebagian wanita judul ini agak mengerikan ya hehehe tapi disini saya mau
bercerita masalah judul tersebut.
Allah
itu memang Maha Membolak-balikan hati manusia, percaya kaaan?? Ya harus percaya
dong… hati manusia kan milik Allah.. jangankan membolak balikan hati manusia,
menghidupkan yang mati aja bisa! Gak ada yang gak mungkin bagi Allah, termasuk
soal jodoh eaaaa heheheh
Kamu
pasti sering denger ini “manusia hanya berencana, yang menentukan kan Allah” ya
kan? Heheeh udah ah intermezzo nya langsung cerita aja.. udah gak sabar yaaaa
soalnya yang berbau jodoh itu agak-agak sensitive gimanaaa gituuuu… heheh
Oke
dalam cerita ini saya akan menggunakan nama samaran, maksudnya nama pelaku
dalam cerita ini saya samarkan, saya ambil ceritanya aja dan mudah-mudahan bisa
jadi ibroh (pelajaran) buat kita semua khususnya saya..
Ini
cerita pertama. Untuk pemeran pertama dalam cerita ini kita panggil saja dia
dengan panggilan si Akhwat.
Jadi
Akhwat ini sedang merasakan suatu hal yang sangat menguras otaknya untuk
berfikir. Masih belum percaya dengan apa yang baru saja dialaminya. Mengalami apa?
Hehehe jadi ada seorang ikhwan yang mau melamarnya dekat-dekat ini sekitar 1
bulan lagi si ikhwan bersama orang tuanya itu mau kerumahnya untuk bertemu
orang tua si Akhwat ini. Mereka sudah lumayan lama berkomitmen, sudah hampir 2
tahun saling menunggu dan mencintai dalam diam, saling menjaga perasaaan dari
orang ketiga, dan saling menunggu waktu ‘indah’ itu.. mereka tidak memilih
jalan pacaran karena mereka tahu itu dosa. Si Akhwat ini selama 2 tahun itu
sibuk memperbaiki dirinya dengan menuntut ilmu syari sebagai bekal persiapan
rumah tangganya kelak dan persiapan akhiratnya tentunya, sekian lama menuntut
ilmu agama si Akhwat ini semakin membatasi dirinya dari laki-laki termasuk
kepada si calonnya ini, kenapa? Karena sudah semakin tahu ilmunya. Dia mikirnya
“kan yang dijalani itu perintah Allah jadi gak akan mungkin merugi” sampai
benar-benar ngga berhubungan lagi dengan calonnya. Ya sebelumnya juga ngga sih,
paling cuma kalo ada hal-hal penting aja, tapi kali ini Akhwat benar-benar
membatasi dirinya dari laki-laki manapun sampai-sampai menghapus pertemanan
dengan semua laki-laki ajnabi (bukan mahram) di BBMnya. Akhwat melakukan ini
agar hatinya lebih terjaga dari fitnah laki-laki. Itu sih singkat ceritanya..
sebenernya gak sesingkat ini tapi yaudahlah cape juga ngetiknya haha
Nah
sampailah pada suatu malam, setelah sekian lama tidak ada komunikasi tiba-tiba
si ikhwan ini SMS dan bilang bahwa orang tuanya mau datang ke rumah si Akhwat untuk
menemui orang tuanya si Akhwat, akhirnya si Akhwat membalas pesannya dan
terjadilah chatting. Chattingnya membahas masalah kedepannya mau gimana, karena
setelah sekian lama si akhwat ini memang jadi berpikiran untuk menunda nikahnya
karena ada suatu target yang harus ia capai, ia sedang mengumpulkan uang untuk
menaikan bapaknya umrah, kalau dia menikah dia khawatir cita-citanya itu
terhambat karena uangnya untuk rumah tangganya dan ia ingin menyelesaikan
studinya dulu yang tinggal 1,5 tahun lagi tapi satu sisi pun si akhwat ini juga
ingin menikah cepat karena ia juga mencintai si calonnya itu, sampai akhirnya
terjadi dilema yang lumayan menguras pikiran si akhwat ini. karena dilemma ini
si akhwat minta untuk shalat istikharah dulu dan meminta biodata si ikhwan
untuk lebih meyakinkan hatinya agar bisa menikah cepat, karena ada beberapa hal
yang menjadi pertimbangannya, dan si akhwat ini berharap sambil ia istikharah
dan menunggu biodata itu, kemudian biodatanya jadi ada sebuah jawaban dan
keyakinan untuk bisa menikah cepat dengan izin Allah. Isi biodatanya ya standar
biodata orang mau taarufan gitu, isinya visi-misi kedepannya gimana, kalo udah
berumah tangga gimana, kriteria istri idamannya gimana, apa yang gak dia sukai dengan
tujuan supaya si akhwat menjaga dirinya dari hal yang gak disukai suaminya, kalau
udah punya anak gimana, sudah sejauh mana dia mempelajari agama, lalu tentang
keluarganya gimana dan lain-lain, yah standar biodata taarufan kan emang gitu,
dari mana lagi kita tahu tentang calon pendamping kita kalo bukan dari situ? Memang
si akhwat ini sudah mengenal baik siapa calonnya, karena sudah lama kenal
bahkan sebelum keduanya hijrah (menjadi lebih baik) makanya kenapa memilih
proses ini daripada pacaran. Tapi karena benar-benar telah membatasi diri dari
laki-laki si akhwat ini jadi kurang tahu bagaimana visi-misi calonnya itu. Makanya
dia minta biodatanya. Hem awalnya si ikhwan ini menyanggupi, tapi pas si akhwat
minta biodata tentang sejauh mana belajar agamanya, kajian dimana, guru ngaji
siapa tiba-tiba si ikhwan menolak membuat, katanya kebanyakn dan entah kenapa
bener-bener ngga mau buat. Padahal si akhwat juga tidak meminta bahwa calonnya
harus sempurna, dia pasti akan menerima calonnya itu apa adanya. Tapi ya singkat
cerita si ikhwan ini mundur.
Si
akhwat sendiri benar-benar bingung dimana kesalahannya, dia cuma minta biodata
aja tapi si ikhwan malah ngejudge si akhwat bukan seperti orang yang dia kenal karena
sudah terlalu lama tidak berkomunikasi dan sudah lama kenal kenapa harus minta
biodata lagi. Hem saat itu si akhwat bingung, dia berpikir tadinya si ikhwan
mau kasih bikinin biodatanya tapi tiba-tiba ngga mau. Padahal apa yang diminta
si akhwat ini benar-benar standar bahkan merupakan salah satu proses pengenalan
sesuai syariat ya begitu. Si akhwat Cuma ingin mengenal calon pendamping
hidupnya itu lebih dalam lagi melalui proses yang sesuai syariat, bukan dengan
ngobrol berduaan membicarakan masa depan, toh setelah membaca biodata si ikhwan
bukan berarti akan ditolak kan?
Dan sebenarnya maunya si akhwatpun dia memberi
biodata tentang si akhwat ini dengan konten yang sama untuk si ikhwan, agar
sama-sama saling tahu visi-misinya dan jika ada ketidakcocokan bisa dibicarakan
dari sekarang daripada saat sudah berumah tangga nanti kan? Bisa-bisa akan
menimbulkan keretakan rumah tangga. Jadi niatnya mau menyatukan visi-misi dan
mempersiapkan diri agar bisa menjadi apa yang calon suaminya inginkan dan
mengetahui langkah yang diambil ketika sudah berumah tangga kelak jika sudah
mengetahui karakter dan pola pikir masing-masing dalam menjalani rumah tangga. Cuma
itu maunya si akhwat. Dan si akhwat pun akan meberitahu maunya dia gimana saat
sudah berumah tangga melalui biodata itu dan setelah memberi tahu keinginannya
akan bertanya apakah si calon menyanggupi atau gimana.. si akhwat hanya ingin
mengenal pola pikir, karakter dan apa yang diinginkan calon pendampingnya itu,
ngga lebih. Kalau masalah kasih sayang/rasa cinta maka saya katakan buat apa si
akhwat mau menjalani komitmen selama hampir 2 tahun??
Tapi
si ikhwan ngga mengerti maunya akhwat ini ya karena si akhwat gak kasih tahu..
akhirnya si ikhwan mundur dan si akhwat terima namun penuh kekecewaan. Yah sayang
aja udah lama menunggu dan berkomitmen tapi saat meminta biodata saja si ikhwan
mundur. Tapi dari sini si akhwat berkesimpulan bahwa memang tidak ada
keseriusan dan perjuangan. Jika memang ingin si akhwat jadi istri si ikhwan kan
apapun pasti dilakukan, tapi ini? buat biodata aja gak mau. Kan payah ya hehehe
Tapi
ada satu cerita lagi yang ngga kalah menarik dan mengenaskan haha cerita diatas
akan saya bandingkan dengan cerita dibawah ini.
Ceritanya
hampir sama tapi ini lebih nyessss…. Yah kita samarkan saja yah namanya, anggap
yang si laki-laki namanaya A yang perempuan namanya B. jadi mereka berdua udah
komitmen akan menikah sudah hampir 3 tahun malah, jadi sebenernya si A ini udah
nungguin si B buat dinikahin sejak 3 tahun lalu, tapi karena saat itu si B baru
masuk kuliah di Universitas di Medan jurusan kedokteran maka orang tua si B
belum menyetujuinya. Tapi singkat cerita si A mendatangi orang tua si B di
Medan untuk meminta anaknya untuk dinikahi, akhirnya terjadi kesepakatan dan
proses melobby yang panjang bahwa anaknya boleh menikah di semester 6. Waktu terus
berlanjut tidak terasa 8 bulan lagi mereka bisa melangsungkan pernikahan setelah
hampir 3 tahun saling menunggu dan mencintai dalam diam dan kejauhan. Karena si
A ini adanya di Depok. Sampai akhirnya Agustus kemarin si A tiba-tiba SMS si B
meminta menyudahi hubungannya, alias sudah tidak mampu lagi berkomitmen. Si B
galau dan belum bisa terima, namu ngga lama saat masih diselimuti galau si A
memberi tahu bahwa ia akan menikah bulan depan. Jlebbbbbb si B seakan sudah
jatuh tertimpa tangga pula! Dan si A memberi undangan pernikahannya ke si B. ya
Allah kalo itu terjadi sama saya gimana perasaan ini yaaaaa L kejam banget dahhhhh…. Jlebnya sampe ke
ubun-ubun kali ya.. saya sendiri di undang ke pernikahan si A itu tapi ngga dateng
heheheh… hem sayang aja gitu udah
bertahun-tahun komitmen bahkan orang tua si A udah sayang banget sama si B
begitu juga sebaliknya, orang tua si B udah setuju sama si A tinggal nunggu 8
bulan lagi buat nikah ehhhhh malah si A nikah duluan dengan enaknya memutuskan
hubungannya dengan si B.. kasian banget si B, pasti galau bangetttttt… hatinya
pasti hancur berkeping-keping hikssss
Jadi dari 2 cerita diatas, ibrohnya
adalah..
Walau
kita sudah berkomitmen belum tentu dia jodoh kita, bisa dikatakan jodoh jika
sudah terucap akad dari mulut calon pendamping kita. Jadi kita jangan GR
mentang-mentang udah komitmen, orang tua udah dateng, udah mau lamaran dll
kalau belum terucap akad ya belum bisa dipastikan dia jodoh kita. Tetap jaga
hati dan pantaskan diri. Kita hanya bisa berencana tapi Allah yang
berkehendak.. apa yang baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah dan apa
yang buruk menurut kita belum tentu buruk menurut Allah,
“Bisa jadi kamu membenci
sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”
(Al-Baqarah : 216)
Apa
yang menimpa si Akhwat dan si B tadi boleh jadi itu baik menurut Allah walau
mungkin merupakan mimpi buruk bagi mereka, asal mereka berada dikoridor yang
benar diatas jalan yang benar, maka Allah tidak akan menyia-nyiakan mereka. Bukankah perempuan yang baik hanya untuk
laki-laki yang baik? Begitu pula sebaliknya.. tetap berbaik sangka kepada Allah,
karena Allah sesuai
dengan apa yang dipersangkakan hamba-Nya, jika kita terus berbaik
sangka in syaa Allah, Allah akan memberikan jauh yang lebih baik dari apa yang
kita pinta heheh siapa tau orang yang kita pertahankan dan kita telah menjaga
diri kita demi dia itu bukan yang terbaik buat kita dan siapa tau Allah sudah
menyiapkan orang lain yang lebih baik, misal ada ikhwan lulusan Universitas
Madinah atau LIPIA yang tiba-tiba dateng buat ngelamar gitu hehehe gak ada yang gak
mungkin bagi Allah.. asalkan kita terus bersabar dan memantaskan
diri untuk mendapatkan yang terbaik itu,, bukankah Allah telah berjanji kalau
kita meninggalkan sesuatu yang kita cintai karena Allah maka Allah akan
memberinya dengan yang lebih baik? Hem mungkin memang berat menerimanya tapi
kalau kita sabar pasti akan berbuah manis, kan di Al-Quran banyak banget
dibilang bahwa Allah
akan memberi balasan indah bagi orang-orang yang bersabar.
Bagi
kamu para perempuan yang memiliki pengalaman yang sama dengan si akhwat dan si
B, percayalah kepada Allah.. akan ada masa indah itu, dimana masa indah itu
akan menutupi lukamu hari ini bahkan sampai kau lupa kalau dulu kau pernah
disakiti.
Dan
akan datang seseorang yang sekarang ini sedang memantaskan diri untukmu, yang
sedang berjuang untuk menghalalkanmu meski kau belum tahu siapa dia.
Akan
datang seseorang yang sekarang ini sedang giat menuntut ilmu syari agar kelak
bisa membimbingmu menuju Surga-Nya, agar kelak bisa memperlakukanmu sesuai apa
yang diajarkan Nabi Salallahu’alaihi wa Sallam, agar kelak bisa membimbing
anak-anakmu menjadi anak yang shalih/ah.
Akan
datang sesorang yang sekarang sedang mati-matian menjaga pandangan dan
kehormatannya demi masa-masa indah dimana dia akan mempersembahkan sentuhan
pertamanya hanya untukmu.
Dia
akan datang langsung menemui orangtuamu dan memintamu mendampinginya seumur
hidupnya di bawah naungan ilmu dan Ridha Allah..
Dia akan menghapus luka hatimu dan
menjadi penyebab kebahagiaan terbesarmu.
Dia akan datang sebagai balasan akan
kesabaranmu.
Dia akan datang sebagai pemenuhan janji
Allah kepadamu.
Dia akan datang menjawab doa-doamu.
Dia akan datang karena prasangka baikmu
kepada Allah
Dia akan datang atas kegigihanmu dalam
memantaskan diri untuknya.
Dia akan datang, diwaktu yang tepat..
Sekian, semoga
bermanfaat dan menginspirasi
Ditulis ba’da subuh.
6 Oktober 2014
-Muthiara MA-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar