Kamis, 23 Oktober 2014

Tafsir Surat Al-Ashr

Kajian : Tafsir Surat Al-Ashr
Ust. Cecep, Lc
Kamis, 28 November 2013
Selasar Masjid UI
FKI UI

Surah ke 103
“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”  (QS. Al-Asr:1-3)
·        
Manusia berada dalam kerugian, Allah telah bersumpah atas nama waktu “Demi masa”
  •  Tanpa waktu yang kita miliki kita tidak bias berbuat apa-apa.
  •  Waktu merupakan taufik dari Allah
  • Setiap orang diberi waktu sama yaitu 24 jam namun banyak orang yang tidak menggunakan waktunya untuk mempelajari ilmu syar’I
·         Rugi ada dua macam :  
  • Rugi mutlak yaitu rugi dunia dan akhirat. Siapa? Yaitu orang-orang kafir. 
  • Rugi sebagian yaitu menunjukan sudah sejauh mana ia taat/takwa kepada Allah, kalo masih sedikit ya rugi.

·         Allah menjelaskan pengecualian orang-orang yang tidak rugi yaitu pada ayat ke tiga surat ini, yaitu orang-orang yang beriman, beramal sholeh, nasehat menasihati

 Beriman
  • Maksudnya? Dalam pengertian Ahlus Sunnah Wal Jamaah yakni meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan. Bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan
  • Tiga hal tersebut harus dipenuhi. Yaitu, meyakini, mengucapkan dan mengamalkan
  •  Sekarang, apa yang harus diyakini, diucapkan dan diamalkan?? Orang-orang beriman harus tau, oleh karena itu kita harus belajara.
  • Tidak mungkin orang beriman tanpa ilmu.
  • Ilmu, amal, dakwah, sabar merupakan hal yang wajib bagi seorang muslim
  • Orang yang tidak berilmu tidak tau cara beriman, mengucapkan dan beramal
  •  Jadi apa yang diyakini? Yaitu rukun iman yaitu rukun yang harus diyakini. Selain rukun iman apa lagi yang harus diyakini? Yakni apa-apa yang ada di Al-Quran dan Hadits.
  • Menuntut limu hukumnya wajib bagi setiap muslim, kalau tidak maka berdosa.
  • Kalau iman kepada takdir bagaimana? Ada berapa tingkatan takdir?
  • Tingkatan takdir ada 4 yaitu :
§  Al-Ilmu yaitu mengetahui . Maksudnya,  Allah sudah tau apa yang telah terjadi, sedang terjadi dan yang akan terjadi.
§  Al-kitaabah yaitu menulis. Maksudnya, Allah telah menuliskan segala sesuatu dari awal sampai akhir di Lauhful Mahfuz. Dalilnya di surah Al-Hadid ayat 22.
“tidak ada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”
§  Al-Masyi’ah yaitu kehendak. Maksudnya, ada yang dikehendaki miskin ada yang dikehendaki kaya, semua sudah diatur.
§  Al-kholku yakni pencipta. Maksudnya, Allah menciptakan segala sesuatu.
o   Cara menerima takdir :
§  Tidak sombong ketika mendapatkan nikmat karena itu sudah ditakdirkan
§  Tidak bersedih hati ketika mendapat ujian. Jangan bertanya ‘ kenapa Allah menguji saya?’ . Allah menguji untuk membuktikan apakah benar kita beriman atau tidak. Karena tidak dikatakan mereka beriman bila mereka tidak di uji.
o   Keyakinan, ucapan, amalan harus didasari oleh ilmu syar’I yang tepat sesua dengan Al-Quran dan Sunnah.
o   Demikian juga beriman kepada malaikat, rasul, kitab, dll butuh penjelasan rinci dan hanya dapat dicari dengan bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu syar’I agar mencapai keimanan yang sempurna.
o   Kesimpulan : agar terhindar dari kerugian maka kita harus beriman, iman dicapai dengan menuntut ilmu maka kita harus bersungguh-sungguh mencari ilmu syar’i.
2.       Beramal sholeh
Ada 2 syarat berama sholeh.
1.    Ikhlas maksudnya untuk apa dia berbuat atau melakukan sesuatu yang baik? Jadi kembali ke tujuan. Kalau ikhlas maka ia telah beramal shaleh. Ikhlas semata-mata mencari Ridho Allah.
2.    I’tiba (sesuai dengan tuntunan Rasul) hal ini tidak mungkin diketahui tanpa belajar. Dari mana kita tahu amal kita sudah mengikuti Rasulullah atau belum kalau tidak pernah belajar?
o   Maka amal soleh pun akan didapat jika kita belajar ilmu syari.
o   Amalan sholeh mencakup lahir dan batin yang berhubungan dengan hak Allah dan hak hamba.
o   Amal soleh yang berhubungan dengan hak Allah yaitu mentauhidkan Allah. Hak Allah yang paling besar adalah tauhid. Selain itu kita beribadah dan tidak melakukan syirik.
3.       Saling berwasiat dengan kebenaran.
o   Saling menasihati, saling memberi dorongan kepada orang lain agar beriman dan beramal soleh inilah yang disebut dakwah.
o   Maka dakwah itu wajib, bukan hanya untuk para ustadz dan dai, tapi untuk semua kita.
o   Kalau tidak mau dakwah ya rugi.
o   Ilmu bukan hanya untuk kita tapi untuk dibagikan kepada orang lain dengan dakwah. Bisa melalui jejaring social.
o   Namun saat berdakwah harus dengan ilmu. Kalau sudah tau ilmunya segera dakwahkan.
o   Rasulullah bersabda, sampaikan lah darimu walau hanya satu ayat.
o   Kebenaran wajib disampaikan kepada orang lain mulai dari keluarga orang terdekat dan seterusnya dan seterusnya.
o   Berdakwah yaitu menyampaikan kebenaran walau kita belum bias mengamalkan, walau kita belum sempurna.
o   Kata Hasan Al-Basri “ wahai manusia, aku berbicara disini bukan berarti aku lebih baik dari kalian, bukan berarti aku tidak punya salah dan dosa. Kalau menunggu orang sempurna dulu baru berdakwah maka tidak akan ada pendakwah”. Tidak aka nada yang menyampaikan kebenaran jika manusia harus sempurna dahulu karena manusia tempatnya salah.
o   Menasihati beda dengan menjelek-jelekan.
o   Kalau menjelek-jelekan yaitu menasihati didepa orang lain yang ornag tersebut tidak suka dinasihati didepan orang lain.
o   Nasihat dari ustadz : ikhwan tidak boleh member nasihat pada akhwat melalui sms/telpon/dll karena bias menimbulkan fitnah. Jangan sampai niat baik menasihati  justru menjadi awal kebinasaan. Kalau mau menasihati tunjukan pada orang yang kenal dengan lawan jenis tsb.
4.       Mewasiatkan dalam kesabaran
o   Kapan kita bersabar?
§  Sabar ketika menjalankan ketaatan kepada Allah. Misal sabar diperintahkan shalat, berjilbab dll karena pada dasarnya manusia itu malas dan ingin ketenangan maka kita harus melawannya dengan sabar.
§  Sabar dalam menjauhi maksiat. Karena pada dasarnya manusia suka bersenang-senang seperti pacaran.
§  Bagaimana bisa sabar? Yakin bahwa Allah akan memberikan balasan kepada orang-orang yang bersabar.
§  Orang yang tidak sabar maka ia berpacaran. Bagaimana bisa sabar? Yakin Allah telah menjanjikan balasan hal yang serupa namun halal yaitu pernikahan. Bagi orang yang tidak sabar maka Allah akan menghilangkan kenikmatan ketika halal. Allah menghilangkan kebahagian mereka, dilihat dari banyaknya perceraian orang-orang yang telah bertahun-tahun pacaran.
o   Barang siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah maka Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik.
Kesimpulan
Bahwasannya manusia itu rugi kecuali mereka yang mempunyai 4 pilar yaitu: beriman, beramal sholeh, menasihati dalam kebenaran dan menasihati dalam kesabaran.
Orang yang tidak rugi adalah orang yang menyempurnakan iman dan amal soleh dan menyempurnakan orang lain dengan menasihati dan sabar.

Pertanyaan
Bagaimana mengatur waktu kuliah, menghafal Al-Quran dan menuntut ilmu syar’i?

Jawab:
Waktu ada yang berkah dan ada yangtidak berkah. Waktu yang berkah berarti kita bisa membagi waktu kuliah, menghafal dan menuntut ilmu syari dan yang harus dilakukan adalah meminta keberkahan waktu kepada Allah.
Waktu itu seperti pedang kalau tidak bisa mengatur kita bisa terbunuh.

Nasihat :
Hafalan
Gunakan waktu untuk menghafal 1 atau 2 jam (habis subuh)
·        Rutinkan tiap hari 1 jam
·        Cari guru atau teman senior yang lebih banyak hafalannya untu menyetor hafalan.
·         Menyetor hafalan itu penting agar termotivasi lebih kuat.
·         Cari teman yang semangat hafalannya juga tinggi.
·         Lihat kekuatan menghafal.
·         Rutinkan hafalan tiap hari 1 jam, lihat dapat berapa baris. 2 baris kah atau berapa.
·        Cek dalam 1 jam mampu menghafal ¼ halaman, lalu rutinkan, tiada hari tanpa menghafal ¼ halaman.
·         Tidak tidur kecuali tertidur
·         Jika tidak ingin tidur maka membaca buku.
·         Untuk menuntut ilmu syari maka datanglah ke kajian-kajian, kalau tidak bisa hadir minta direkamkan pada teman.
·         Beli buku yang bermanfaat]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar